Ranai, Kepulauan Riau (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan, Latihan Gabungan (Latgab) TNI akan dilakukan rutin setiap lima tahun sekali, untuk menjaga dan meningkatkan kemampuan dan profesionalisme prajurit. "Ya...kami berharap bisa secara periodik dilakukan tiga atau lima tahun sekali," katanya, usai menyaksikan pelaksanaan Latihan Sub Komando Satuan Tugas Gabungan TNI di Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu. Ia mengatakan, dalam siklus kemiliteran terdapat pendidikan dan latihan serta penugasan. "Latihan Gabungan (Latgab) ini merupakan bagian dari siklus tersebut, untuk memelihara dan meningkatkan profesionalisme prajurit, hingga diharapkan bisa dilakukan periodik," ujarnya. Djoko menegaskan, menjaga kesiapsiagaan harus terus dibina mesti tidak ada perang terbuka. Justru di masa damai, militer harus bisa mempersiapkan dan memelihara kesiapsiagaannya. "Itu (kesiapsiagaan-red) hanya bisa dipelihara dan ditingkatkan melalui latihan, semisal latgab tahun ini," kata Panglima TNI. Ia menilai, seluruh persiapan hingga pelaksanaan Latgab TNI, khususnya di Natuna, berjalan dengan baik, termasuk koordinasi antar angkatan darat, laut dan udara dalam menyelesaikan misinya merebut kembali wilayah Natuna yang diskenariokan telah diduduki musuh. "Semuanya berjalan baik. Karena kita telah melakukan pelaksanaan secara bertahap dan berkelanjutan dari satuan paling kecil hingga satuan yang tinggi tingkatannya. Koordinasi antar angkatan berjalan baik, gak ada masalah meski telah lama tidak melakukan Latgab," ungkap Djoko. Latgab TNI 2008 dilaksanakan di empat titik, yakni Sub Komando Gabungan Latihan Natuna, Batam, Singkawang (Kalimantan Barat) dan Sanggata (Kalimantan Timur). "Natuna dipilih sebagai salah satu lokasi Latgab, karena sebagai salah satu pulau terluar Indonesia, bisa saja dijadikan pangkalan aju untuk menguasai wilayah Indonesia lainnya," ujarnya. Akhir latihan gabungan di Natuna diawali dengan serbuan pasukan amfibi dari Brigif II Marinir, Jakarta, di Pantai Sengiap pada pukul 05.00 WIB untuk mengamankan wilayah laut Indonesia yang berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan itu. Usai penyerbuan oleh pasukan amfibi, dilakukan Serangan Udara Langsung (SUL) oleh tiga pesawat tempur Hawk 100/200 TNI Angkatan Udara dari Pangkalan Udara Supadio, Pontianak. Setelah dilakukan serangan udara sekitar dua menit, langsung dilanjutkan penerjunan sekitar 500 personel Lintas Udara (Linud) TNI Angkatan Darat untuk melakukan perebutan terhadap beberapa instalasi strategis di Pangkalan Udara (lanud) Ranai, Natuna. Untuk mengendalikan seluruh instalasi Lanud yang telah direbut dari musuh, diterjunkan personel pengendalian pangkalan (Dalan) dan diakhiri dengan pemberian bekal ulang bagi personel TNI yang telah merebut kembali Lanud Ranai. Hadir dalam peninjauan itu Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Sumardjono dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Subandrio. Latgab TNI yang dilaksanakan menandai seabad Kebangkitan Nasional dan satu dasawarsa reformasi internal TNI itu melibatkan prajurit di lingkungan Mabes TNI 2.418 orang, TNI Angkatan Darat 10.388 orang, TNI Angkatan Laut 13.150 orang, dan TNI Angkatan Udara 4.615 orang. Alutsista yang dikerahkan meliputi 38 tank, 19 panser, sembilan helikopter dan satu pesawat Cassa 212 dari TNI Angkatan Darat. TNI Angkatan Laut mengerahkan 61 KRI, 30 tank amfibi PT-76, 55 panser amfibi/RRF, 12 unit Kapa K-61, tiga unit Tatra, empat peluncur roket M-70, enam pucuk Howitzer, dua Hovercraft, satu combat boat, tiga Serider, 78 perahu karet, tiga helikopter NBO-105, dan dua helikopter Bell 412. TNI Angkatan Udara mengerahkan 24 pesawat tempur, 31 pesawat angkut, dan 13 helikopter dari berbagai jenis. Latgab TNI 2008 akan berlangsung hingga 20 Juni 2008 dan akan ditinjau langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 16-17 Juni 2008. (*)
Copyright © ANTARA 2008