Jakarta (ANTARA News) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional mengharapkan, kenaikan harga BBM bertahap sekitar 0,5-1 persen per bulan bisa terlaksana pada 2009 mengingat harga minyak global diperkirakan akan tetap tinggi hingga tahun depan. "Seharusnya kenaikan harga BBM gradual dimulai pada 2009," kata Meneg PPN/Kepala Bappenas, Paskah Suzetta di Jakarta, Jumat. Ia mengatakan, pemerintahan Abdurrahman Wahid pernah menerapkan kenaikan harga BBM bertahap dengan tujuan agar kenaikan harga BBM bersubsidi tidak dilakukan sekaligus sehingga memberatkan masyarakat miskin. "Namun tentu saja tidak seluruhnya diserahkan ke pasar. Ada kemungkinan sekitar 20 persen kebutuhan BBM masih disubsidi untuk lima tahun ke depan," katanya. Tantangan terbesar dari kebijakan tersebut, jelasnya, adalah dampak ekspektasi inflasi yang bisa memukul masyarakat tiap bulannya," katanya Dijelaskan Paskah, pihaknya hingga kini belum membahas opsi lain selain kenaikan harga BBM bertahap itu untuk mengantisipasi tingginya harga minyak dunia ke depan, termasuk kemungkinan pemberlakuan pajak progresif untuk kepemilikan kendaraan bermotor lebih dari satu. Sementara itu, Sesmeneg PPN/Sestama Bappenas, Syahrial Loetan mengatakan, kenaikan yang relatif kecil pada setiap bulan itu dianggap lebih berkesinambungan dengan resiko yang relatif kecil bagi masyarakat. "Subsidi yang awalnya untuk minyak bisa digunakan untuk kegiatan pembangunan lainnya," katanya. Sementara itu, Ketua Panitia Anggaran DPR, Emir Moeis mengatakan ia sangat mendukung hal itu meski menyadari dampak yang signifikan bagi masyarakat. "Kenaikan harga BBM sah-sah saja dan secara logika saya dukung itu, meski secara sosial akan memberatkan masyarakat," katanya. Namun, katanya, program kemiskinan pemerintah selama ini kurang mampu memperbaiki daya beli masyarakat, dan hanya mempertahankan saja.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008