44 persen responden pun berencana membeli properti dalam kurun waktu satu tahun ke depan.

Jakarta (ANTARA) - Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) menggandeng mitra Rumah.com dan Dyandra Promosindo menyelenggarakan International Property Expo 2019 (IIPEX 2019) di empat kota, yakni Jakarta, Surabaya, Bali, dan Medan.

"Pameran di Jakarta akan diselenggarakan tanggal 21-29 September 2019 bertempat di Hall A Jakarta Convention Center (JCC), sedangkan pameran di tiga kota lainnya akan berlangsung tanggal 25-29 September 2019," kata Presiden Direktur Dyandra Promosindo Hendra Noor Saleh selaku penyelenggara, di Jakarta, Kamis.

Menurut Hendra, pameran yang rencananya akan dibuka Presiden RI Joko Widodo menghadirkan lebih dari 1.000 proyek properti sebagian besar merupakan hunian dengan harga terjangkau.

Wakil Ketua Umum REI Bidang Tata Ruang, Kawasan Properti Ramah Lingkungan Hari Ganie berharap melalui kegiatan pameran kondisi properti yang lesu diharapkan bangkit kembali.

"Kalau bukan kami yang memulai untuk menggerakkan sektor properti, siapa lagi. Saya harap dengan hadirnya pameran properti yang mengusung hunian dengan harga terjangkau akan membuat sektor ini kembali bergairah," ujar dia optimistis.

Menurut Hari, pasar properti di Tanah Air mulai menunjukkan sinyal pemulihan setelah di tahun 2018 ekonomi mampu tumbuh 5,17 persen.

"Indikasi pemulihan terlihat dari persiapan munculnya berbagai proyek baru serta kucuran kredit perbankan yang mengalami peningkatan di pertengahan tahun 2019," ujar dia.

Country Manager Rumah.com, Marine Novita mengatakan dari hasil survei, sebanyak 61 persen masyarakat menyatakan optimistis dan mengaku puas dengan iklim pasar properti secara nasional.

"Berangkat dari tingkat kepuasan ini, 44 persen responden pun berencana membeli properti dalam kurun waktu satu tahun ke depan," ujar dia.

Preferensi pencari properti terhadap lokasi hunian menurut survei masih terkonsentrasi di wilayah Jakarta. Sementara Bekasi, Tangerang, Depok, Bandung dan Bogor berada di posisi setelah Ibu kota.

Harga hunian yang dicari juga masih didominasi pilihan rumah dan apartemen dengan harga kurang dari Rp500 jutaan, kata Marine.

Marine mengatakan hunian dengan rentang seperti itu dapat dengan mudah ditemukan masyarakat dalam ajang IIPEX 2019.

IIPEX 2019 tidak hanya diramaikan oleh kehadiran ratusan developer lokal, melainkan juga developer asing dengan berbagai pilihan properti mancanegara.

Marine juga mengungkapkan hasil survei yang menunjukkan bahwa 54 persen masyarakat Indonesia masih kesulitan mengakses pembelian properti lantaran belum cukup uang muka yang menjadi syarat dalam proses jual beli properti.

"Solusi agar pembeli rumah tidak terlalu berat dengan memberikan kemudahan uang muka yang dapat dicicil selama enam bulan atau dua belas bulan," ujar dia.
Baca juga: Ibu kota pindah, konstruksi dan properti jadi primadona investasi

Soal uang muka ini juga dibenarkan Hari Ganie yang mengatakan dari hasil Digital Economic Forum belum lama ini, soal uang muka menempati urutan tertinggi terkait penyebab masyarakat belum berencana membeli properti.

"Sementara alasan lainnya adalah karena ‘harga properti terlalu tinggi’ dan ‘belum siap membeli properti," ujar Hari.

Menurut Hari, konsumen properti khususnya pangsa pasar yang terbesar saat ini adalah milenial, namun soal harga properti tinggi yang menjadi kendala sampai saat ini.

:Ini seharusnya menjadi tantangan bagi para developer, bagaimana menangkap peluang pasar dan menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan bagi para konsumen khususnya kaum milenial," ujar Hari.
Baca juga: Donald Trump Jr investasi di Indonesia, sinyal bisnis properti cerah

Sebagian dari peserta pameran, kata Hari, juga menghadirkan hunian dekat stasiun atau dikenal dengan konsep hunian berbasis Transit Oriented Development (TOD).

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019