Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu mengatakan munas dilaksanakan Desember untuk meredam gejolak internal yang terlalu berlebihan, di tengah adanya dorongan sebagian tokoh Golkar mempercepat penyelenggaraan munas.
Baca juga: Aburizal Bakrie: Munas Golkar digelar Desember 2019
Baca juga: Bamsoet dorong munas Golkar sebelum pelantikan Presiden Jokowi
"Saya pikir ikuti saja ketentuannya, kita tetap berpegang pada pelaksanaan Desember 2019," kata Akbar Tanjung dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Yang penting menurutnya, sekarang Golkar harus menyiapkan mekanisme dan aturan main munas tersebut serta mempersilakan secara demokratis bagi siapa pun yang ingin maju menjadi ketua umum.
Menurut dia, dinamika menjelang munas nanti adalah hal yang biasa dengan adanya bentuk-bentuk dukungan dari daerah-daerah.
"Sehingga, kalau ada gerakan dukung-mendukung itu harus dihormati. Katakanlah Airlangga turun ke daerah dan ada deklarasi dukungan itu harus dihormati. Begitu juga dukungan untuk calon lain harus dihargai agar dinamika demokratis benar-benar berjalan," jelas dia.
Terpisah analis komunikasi politik Hendri Satrio mengatakan bahwa Munas Golkar sebaiknya memang dilaksanakan sesuai jadwal, untuk menghindari terulangnya konflik. Dia menilai percepatan munas hanya akan menimbulkan konflik di internal Golkar.
"Golkar ini kan pernah hampir pecah. Kita harap agar sekarang suasana kondusif dijaga, jangan sampai soal pelaksanaan munas menimbulkan konflik lagi. Kalau memang waktunya Desember ya sebaiknya diikuti saja," jelas Hendri.
Baca juga: JK setuju "munas normal" untuk pemilihan Ketum Partai Golkar
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019