Manado (ANTARA News) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sulut minta pemerintah menertibkan kuis melalui jasa pesan singkat (SMS) Reg karena sangat merugikan konsumen selular di Indonesia."Ada pengaduan konsumen pengguna selular, SMS Reg Super Kuis 3433 yang mengatasnamakan `kapan lagi`, menyedot pulsa pengguna meskipun sudah tidak lakukan kontak," kata Ketua YLKI Sulut, Aldy Lumingkewas, di Manado, Jumat.Dia menyebutkan, konsumen meskipun sudah keluar dengan mengirim Unreg ke 3433, ternyata masih tetap dikirimi informasi dari nomor tersebut dengan menyedot pulsa Rp1100 setiap kali menerima SMS."Dalam sehari beberapa kali menerima SMS, maka bisa dibayangkan berapa ribu pulsa nasabah diseluruh Indonesia yang tersedot percuma," kata Aldy.Bisnis curangPemerintah khususnya departemen terkait harus tegas, sebab saat ini masyarakat sedang menderita akibat kenaikan harga bahan kebutuhan pokok, tetapi masih ditambah lagi dengan pengeluaran yang tidak bermanfaat sama sekali. Aldy mengatakan memang dalam setiap kuis dijanjikan mendapat bonus mulai dari pulsa, uang tunai Rp250 ribu, bahkan disebutkan jutaan rupiah, namun pemenangnya ditentukan sendiri oleh vendor. "Motif ini berarti lebih jahat dari judi karena ada unsur pemaksaan, makanya pemerintah jangan membiarkan masyarakat menderita hanya gara-gara tertarik hadiah yang ditawarkan SMS, tetapi tidak sadar mulai tertipu," kata Aldy. Operator Telkomsel harus berani atasi, tindak para vendor!Manager Telkomsel Grapari Manado, Kurnia Hadhi, ketika dikonfirmasi, membenarkan kuis SMS menyedot pulsa pelanggan, tetapi pelaksananya bukan Telkomsel. "Itu dilakukan oleh vendor, sementara Telkomsel hanya merupakan operator selular, dan Telkomsel tidak terkait dengan para vendor itu," kata Kurnia. Glanny, seorang pelanggan Telkomsel di Manado, mengatakan, kuis yang merugikan tersebut harus diatasi oleh operator, sebab bila tidak berarti pertanda jaringannya jebol. "Di satu sisi para operator selular saling berlomba memberi tarif termurah baik pembicaraan maupun SMS, tetapi di sisi lain para vendor gencar menggerogoti pulsa pelanggan dalam jumlah yang jauh lebih tinggi dari tarif resmi operator," kata Glanny.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008