Industri kuliner cukup endorsement lewat 'smartphone' (gawai pintar). Kita tahu perputaran marketing melalui gawai sangat cepat sehingga industri itu dapat berkembang lebih cepat.Jakarta (ANTARA) - Pengamat pemasaran Hermawan Kertajaya menilai bahwa kemajuan teknologi memudahkan industri kuliner melakukan pemasaran sehingga dapat berkembang lebih cepat dibandingkan industri lain.
"Industri kuliner cukup endorsement lewat 'smartphone' (gawai pintar). Kita tahu perputaran marketing melalui gawai sangat cepat sehingga industri itu dapat berkembang lebih cepat," ujar Hermawan Kertajaya yang juga Founder & Chairman MarkPlus, Inc usai seminar "ASEAN Marketing Summit" di Jakarta, Kamis.
Baginya, lanjut dia, kemajuan teknologi tak terhindarkan lagi mengingat budaya masyarakat sudah berubah seiring dengan tingginya adaptasi teknologi di masyarakat. Efektivitas pemasaran melalui gawai pintar juga sangat cepat dibandingkan dengan pemasaran secara konvensional, termasuk dalam industri kuliner.
Kendati demikian, ia mengatakan, untuk memenangkan persaingan, pelaku usaha harus memahami tiga kata kunci dalam mengembangkan suatu merek atau "brand", yakni digital, sosial, dan mobile.
"Perkembangan teknologi sangat cepat, bahkan terkadang sulit untuk dikejar. Untuk itu sebuah brand harus pahami tiga kata kunci, yakni digital, social, dan mobile," katanya.
Ia menambahkan ketiga kata kunci itu harus dipahami mengingat kegiatan sosial saat ini tidak hanya terjadi secara offline, tapi juga online melalui media sosial.
Baca juga: Anies akan ubah "park and ride" Thamrin 10 jadi pusat kuliner
"Dan itu terjadi secara mobile, hanya lewat perangkat 'smartphone'. Jadi sekarang banyak sekali aktivitas seseorang didorong dan dilakukan secara digital," katanya.
Perkembangan teknologi, lanjut Hermawan Kartajaya, juga akan berdampak positif pada industri perjalanan pariwisata yang akhirnya menambah aktivitas perdagangan dan investasi menjadi lebih baik.
"Pariwisata merupakan 'gate opener', bagi sektor perdagangan dan investasi," ujar Hermawan Kertajaya.
Menurut dia, suatu daerah akan berkembang ekonominya jika sektor pariwisatanya maju. Dampak selanjutnya dari kemajuan pariwisata akan terasa pada produk -produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang akhirnya mengundang investor untuk berinvestasi.
"Kalau suatu daerah tidak bisa menarik atau mengembangkan pariwisata maka produk lokal susah dijual dan susah menarik investasi. Rugi kalau pariwisata tidak dijadikan 'gate opener'," ucapnya.
Baca juga: Berburu kuliner tradisional di Pasar Papringan Kabupaten Temanggung
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019