Daya tarik batik bagi orang luar negeri tidak hanya pada kainnya saja, tetapi proses membatik itu sendiri, katanya lagi.

Jakarta (ANTARA) - Seorang budayawan dari Paguyuban Sahabat Budaya Indonesia mengharapkan agar batik sebagai salah satu warisan budaya dunia tidak menjadi terasing di negeri sendiri.

"Sekarang ini batik mulai populer di dunia," kata pimpinan Paguyuban Sahabat Budaya Indonesia Muhammad Sartono (Bang Ahmad), di sela acara pertunjukan Tari Ratu Shima, di Museum Seni Rupa dan Keramik, Tamansari, Jakarta Barat, Kamis.

Salah satu bukti batik telah mendunia adalah dia telah diundang ke sejumlah negara, antara lain Mesir, Amerika Serikat, Inggris, Amerika Latin, Prancis dan Malaysia untuk memperkenalkan batik.
Baca juga: Pameran WARISAN hadirkan lebih 130 stan batik hingga mutiara

Bahkan, Bang Ahmad telah menjadi narasumber tetap setiap tahunnya di acara festival batik di Malaysia.

Dia juga memperagakan proses membatik di hadapan 45 istri dubes dari berbagai negara di Gedung Kesenian Jakarta, katanya.
Baca juga: LaLiga resmikan Musim 2019/2020 dengan sentuhan batik

Bulan Oktober sampai November, Bang Ahmad juga diundang pameran batik di Prancis, Ekuador, dan Uruguay.

Daya tarik batik bagi orang luar negeri tidak hanya pada kainnya saja, tetapi proses membatik itu sendiri, katanya lagi.

"Kami tidak hanya memperkenalkan batik, tetapi kami juga memperkenalkan kain dari seluruh nusantara," katanya pula.

Ide memperkenalkan batik ke dunia internasional sejak tahun 2014 saat UNESCO menetapkan batik sebagai warisan budaya dunia yang dimiliki Indonesia, sehingga Bang Ahmad membentuk Paguyuban Sahabat Nusantara, katanya.

"Saya berharap kepada orang Indonesia lebih mencintai budaya sendiri, contohnya batik ini. Karena saya menilai zaman sekarang kita kurang menghargai nilai-nilai budaya sendiri dan lebih menghargai budaya asing," kata dia pula.

Pewarta: Santoso dan Budi Priambodho
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019