Pontianak (ANTARA News) - Selain partai politik yang baru muncul, mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, juga terus melakukan pendekatan pada partai politik "menengah" untuk memuluskan niatnya maju sebagai calon Presiden Indonesia pada Pemilu 2009 mendatang. "Kalau menggunakan jalur independen rasanya tidak mungkin lolos, karena di dalam undang-undang dasar kita seorang Calon Presiden itu harus didukung oleh partai politik," kata Sutiyoso, di Pontianak, Kalbar, Jumat. Ia mengaku telah "dikepung" 12 partai politik baru, meski yang lolos verifikasi oleh KPU hanya lima, sisanya siap untuk bergabung. "Nanti dilihat dalam verifikasi faktual mana yang akan lolos," katanya. Ia juga mengklaim sebanyak empat partai politik yang sudah eksis menyatakan akan bergabung. "PKPI (Partai Persatuan dan Keadilan Indonesia), partainya Ryaas Rasyid (Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaa), Partainya Sukmawati (PNI Marhaenisme) dan Partai Buruh," kata Sutiyoso. Namun mengenai partai yang sudah komit mendukungnya, Sutiyoso belum memastikan karena dalam politik semua kemungkinan dapat terjadi. "Bisa saja sebentar ngomong akan siapkan perahu, ternyata ditawarkan kepada orang lain, terus ketuanya sendiri ingin maju juga," kata dia. Sistem politik di Indonesia membuat ia harus berkolaborasi dengan partai-partai karena saling membutuhkan, imbuhnya. Mengenai RUU Pemilihan Presiden, ia menegaskan bahwa syarat calon presiden mendapat dukungan 30 persen suara tidak masuk akal. "Kalau 30 persen, mungkin hanya dua calon dari dua partai besar saja yang dapat ikut Pemilihan Presiden mendatang," katanya. Peluang calon alternatif untuk masuk dalam "pertarungan" tersebut akan tertutup. Ia mencontohkan, kalau satu partai besar berkoalisi akan mendapat 35 persen suara. Kemudian, partai besar lainnya juga berkoalisi sehingga mendapat 40 persen suara, sehingga yang tersisa hanya 25 persen suara. "Jumlahnya sudah tidak mungkin lagi untuk naik," kata dia. Menurut Sutiyoso, RUU tersebut seharusnya memberi peluang seluas-luasnya kepada siapa saja untuk mencalonkan diri sebagai Presiden, karena lambat laun akan terpilah sendiri. Ia setuju terhadap diadakannya debat calon presiden secara berseri hingga 70 kali. "Ini memberi peluang kepada masyarakat untuk mengerti siapa calon yang punya bobot dan mengerti masalah Indonesia serta mampu memberi solusi yang aplikatif," kata Sutiyoso. (*)
Copyright © ANTARA 2008