Jakarta (ANTARA News) - Sebagian warga korban lumpur Lapindo saat ini sudah bisa menempati permukiman barunya di Perumahan Kahuripan Nirwana Village (KNV), Desa Jati, Kecamatan Sidoarjo."Untuk sementara waktu, kita sediakan rumah sesuai dengan data korban lumpur non-sertifikat dan diperkirakan kebutuhan warga mencapai sekitar 6.000- 7.000 unit rumah," ujar Vice President Minarak Lapindo Jaya, Andi Darussalam Tabusala kepada wartawan di Jakarta, Kamis.Menurut Andi Darussalam, program pemukiman yang dijalankan PT Minarak Lapindo Jaya itu telah mendapat dukungan dari Pemda setempat karena hal ini merupakan salah satu solusi bagi korban lumpur Lapindo."Sekdaprov Jatim Soekarwo mewakili Gubernur Jatim Imam Utomo secara simbolik telah menyerahkan kunci rumah kepada warga korban lumpur yang juga dihadiri pejabat Pemerintah daerah, baik dari Pemprov Jatim maupun Pemkab Sidoarjo," katanya. Saat ini, lanjutnya, Minarak memang memprioritaskan warga korban non-sertifikat untuk memperoleh permukiman baru dibanding korban lumpur bersertifikat yang menerima pembayaran secara tunai dan langsung ditempati.Korban lumpur asal Perum TAS I sambut baikMenurut Andi, koordinator kelompok korban lumpur asal Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera I (Perum TAS I), Yohannes Imam Supandi, menyatakan bahwa mereka menyambut baik permukiman baru di KNV tersebut. Sejak Mei 2007 lalu, korban lumpur asal Perum TAS I itu sudah menerima konsep permukiman yang waktu itu sedang dibahas dan mereka pun masih menjadi kelompok minoritas. Kini, perjuangan itu tidak sia-sia karena merekalah yang pertama kali mendapat kunci rumah dan bisa tinggal di KNV. "Waktu itu hampir seluruh korban lumpur memilih membayar tunia dan langsung ditempati. Namun dengan berbagai pertimbangan, salah satunya adalah ingin mendapat rumah dengan cepat, dia dan warga Perum TAS lainnya akhirnya memilih program pemukiman," ujar Andi. Yohannes juga mengaku bahwa warga yang bersama dirinya memilih program pemukiman itu sebanyak 260 kepala keluarga. "Sebenarnya warga ingin masalah ini cepat selesai, termasuk pembayaran rumah kami yang sudah terendam lumpur dan cepat mendapat rumah. Kami menganggap pemukiman ini merupakan solusi yang menguntungkan," ujarnya. Kegembiraan serupa juga dialami Suharso (46), warga korban lumpur di Sidoarjo yang pernah tinggal di Perum TAS. Dia mengaku teman-teman dan tetangganya yang dulu menolak pemukiman kini semuanya sudah ikut mengantre rumah yang ditawarkan. Tawaran pemukiman dari Minarak itu kini disambut baik oleh sebagian warga korban lumpur, khususnya para pedagang dari Pasar Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin. Sementara itu, Ketua RT 7 RW 15 Perum TAS I, Subagyo HS, mengungkapkan, sebagian kecil warganya yang dulu memilih pembayaran tunai dan langsung menempati rumah mengaku menyesal mengapa mereka tidak mengikuti jejak warga yang lebih memilih permukiman baru. KNV seluas 2.000 haKNV menargetkan membangun perumahan di lahan seluas 2.000 hektare, sehingga nantinya KNV merupakan kompleks perumahan terbesar di kawasan Sidoarjo Baru di Jawa Timur. Kompleks perumahan itu nantinya akan dilengkapi pula dengan fasilitas sosial dan umum yang menunjang seperti fasilitas pendidikan mulai dari taman bermain (play group) hingga perguruan tinggi, fasilitas kesehatan dari klinik hingga rumah sakit, serta berbagai fasilitas bermain untuk keluarga hingga padang golf.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008