Cirebon (ANTARA News) - Panglima Komando Laskar Islam Munarman yang terlibat penyerangan terhadap massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) di Monas Jakarta menghilang setelah ditetapkan sebagai tersangka dan diduga mengamankan diri di wilayah Pantura Cirebon, Jabar."Kemungkinan Munarman masuk Cirebon memang sudah ada, bahkan saya sudah diperintah Mabes Polri agar mencari keberadaan Munarman di wilayah Cirebon," kata Kapolwil Cirebon Kombes Pol Nasser Amir kepada wartawan di Cirebon, Kamis.Menurut Nasser, pada siang kemarin pihaknya sudah menurunkan petugas intelijen dan reserse untuk melakukan pencarian keberadaan Munarman yang disinyalir bersembunyi di salah satu tempat. "Petugas intel dan reserse sudah kami perintahkan untuk mencari keberadaannya, kita sudah mulai sisir tempat-tempat yang dicurigai," katanya yang sehari sebelumnya sudah meminta kepada warga nahdiyin untuk menahan diri. Sementara itu, Kamis siang, sedikitnya seribu warga yang mengatasnamakan Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU) Cirebon melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Polres dan DPRD Kabupaten Cirebon. Mereka mengecam tindak kekerasan yang dilakukan FPI dalam peristiwa Monas beberapa waktu lalu dan meminta agar pemerintah membubarkan PFI serta menindak tegas pelaku tindak kekerasan di Monas. Aksi diawali dengan melakukan long march dari depan kantor Dishub Kabupaten Cirebon di Kecamatan Sumber menuju Kantor Polres Cirebon yang berjarak sekitar satu kilometer. Tepat di depan kantor Polres Cirebon para pengunjuk rasa sempat membakar atribut FPI yakni dengan membakar baju putih lengan panjang yang bertuliskan FPI. "Kami mengecam keras tindakan kekerasan yang dilakukan FPI terhadap saudara-saudara kami. Karenanya, kami meminta aparat yang berwajib segera menindak tegas para pelakunya," kata sesepuh Buntet Pesantren Cirebon, KH Abbas Bil Yakhsy, yang turut dalam aksi unjuk rasa itu. KH Abbas kemudian membacakan lima tuntutan KBNU Cirebon yang berisi, mempertahankan Pancasila, bubarkan FPI dan semua pihak yang mengancam Pancasila, tangkap dan adili segera pimpinan FPI dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, tolak kekerasan atas nama agama, adili segera pelaku kekerasan di Monas. Setelah melakukan orasi dan membakar atribut FPI, para pengunjuk rasa kembali melakukan aksi longmarch menuju kantor DPRD Kabupaten Cirebon untuk melakukan aksi serupa dengan orasi dan pembacaan lima tuntutan. Di Gedung DPRD mereka diterima Andi Wiyono anggota Fraksi PDI Perjuangan yang juga ikut memberikan orasi dengan menyetujui dan mendukung pernyataan sikap yang disampaikan KBNU. "Saya sangat setuju jika aksi kekerasan di Monas segera diselesaikan dengan aturan hukum yang berlaku, tidak ada kelompok manapun yang bisa seenaknya berbuat kekerasan atas nama agama," katanya Masa kemudian membubarkan diri dengan tertib dengan kawalan petugas kepolisian.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008