Rafah, Perbatasan Mesir-Palestina, (ANTARA News) - Obat-obatan untuk rakyat Palestina termasuk bantuan dari Indonesia telah bisa masuk ke Jalur Gaza, namun dokter maupun wartawan, hingga kini masih tertahan di perbatasan Mesir-Palestina di Kota Rafah.

Konfirmasi masuknya bantuan obat-obatan ke Gaza itu disampaikan dr Jose Rizal Jurnalis, SpOT,relawan yang juga Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C). Tim MER-C sebelumnya tergabung dalam tim aju kemanusiaan dari Indonesia dan kini mereka berada di perbatasan Rafah.

"Dokter dan wartawan sampai sekarang masih tertahan di Rafah, dan belum ada yang bisa masuk ke Jalur Gaza," katanya kepada ANTARA, Minggu.

Di perbatasan, tim aju kemanusiaan Indonesia menyelesaikan tugas menyampaikan bantuan pemerintah dan rakyat Indonesia pada Jumat (9/1) malam waktu setempat. Tiga dokter Indonesia yang masih berada di Rafah adalah Jose Rizal Jurnalis, dr Indragiri, Sp.AN, dan dr Syarbini Abdul Muradz.

Jose Rizal Jurnalis mengatakan alasan keamanan menjadi faktor utama pemerintah Mesir belum memberikan izin masuk untuk ke Palestina.

Menurut dia, pada hari Sabtu ada dua atau tiga dokter Norwegia yang diizinkan pemerintah Mesir untuk dapat masuk kePalestina dari pintu Rafah, dan ada belasan dokter Mesir yang juga telah diperbolehkan masuk.

"Agar tidak terkesan diskriminatif, semestinya tim medis dari Indonesia juga diperbolehkan masuk, karena rakyat Palestina di Gaza sangat membutuhkan pertolongan, apalagi korban luka-luka kian bertambah," kata dokter spesialis bedah tulang yang sudah berkali-kali menjadi relawan di daerah dan negara yang dilanda
konflik itu.

Sementara itu, seorang dari kalangan diplomatik menjelaskan kepada ANTARA bahwa pemerintah Mesir memilih sikap hati-hati.

"Bila ada yang diizinkan dalam jumlah besar, mereka (pemerintah Mesir) akan menghadapi desakan dari kalangan luas untuk juga minta difasilitasi untuk dapat masuk ke Gaza melalui Rafah, itulah yang membuat perizinan kali ini lebih ketat," katanya.

Wartawan Indonesia ikut bersama tim kemanusiaan Indonesia yang difasilitasi jalur diplomatik dan tetap mengalami prosedur pemeriksaan yang cukup lancar.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009