Athena, (ANTARA News) - Empat tahun lalu, Yunani yang sama sekali tidak diunggulkan, mengguncang Eropa dan pulang sebagai pahlawan setelah membuat salah satu kejutan terbesar dalam pentas olahraga Eropa dengan merebut gelar juara Euro 2004 di Portugal. Hanya beberapa hari sebelum Yunani kembali bertanding untuk mempertahankan gelar juara, para pendukung negara itu yang juga ikut bersuka cita menyambut sukses di ibukota Athena, kembali memberi dukungan serupa di Euro 2008. "Hanya karena mereka tampil sebagai juara Euro 2004, hal itu tidak berarti mereka adalah tim terbaik saat ini," kata Filipos Sirigos, seorang pengamat olahraga di Yunani, Kamis. "Jika Yunani bisa tampil bagus di pertandingan pertama, itu sudah bagus meski nantinya gagal ke babak berikutnya," kata Sirigos. Yunani pada pertandingan pertama Grup D akan berhadapan dengan Swedia, Selasa (10/6) di Salzburg. Spanyol dan Rusia juga berada di Grup D dan kedua negara itu juga pernah menjadi lawan Yunani di pertandingan grup Euro 2004. Banyak pengamat yang meragukan kalau Yunani mampu mengulangi sukses dan bahkaan negara itu akan tertatih-tatih untuk melangkah ke babak kedua sekalipun. "Saya kira kondisi sekarang berbeda karena semua lawan utama pasti akan lebih waspada," kata Pavlos Papalambrokopoulos, seorang pemilik cafe di Athena sambil menambahkan bahwa lolos ke putaran kedua pun sudah dianggap sebagai prestasi besar. Menyadari bahwa kemenangan Yunani pada 2004 merupakan sebuah keajaiban, bisnis di ibukota Athena tetap memperlihatkan semangat positif. Contohnya adalah sebuah toko elektronik yang menjanjikan untuk mengembalikan uang bagi setiap pembeli satu set televisi jika Yunani berhasil mempertahankan gelar juara. Menyangkutkan harapan terlalu tinggi bagi tim nasional Yunani terbukti membawa bencana, dan itu terbukti ketika Yunani gagal lolos ke putaran final Piala Dunia 2006, padahal mereka baru dua tahun menyandang gelar juara Eropa. Pelatih Otto Rehhagel yang berjasa mengantar Turki ke tangga juara Euro 2004, kali ini tidak berani memasang target muluk-muluk. Menurut Rehhagel, target awal mereka hanyalah lolos dari babak kualifikasi grup dan perempat-final. "Kami membuat situasi sulit bagi kami sendiri karena kami tampil sebagai juara empat tahun lalu. Di Euro 2004 di Portugal, kami hanya tim yang tidak diperhitungkan," katanya. Meski tidak berani memasang target tinggi, tim Yunani tetap mempersiapkan diri dengan baik dan bahkan lebih baik dibanding empat tahun lalu. Rehhagel masih memfokuskan perhatian pada pertahanan ketat dan mengandalkan serangan dari lapangan tengah. Rehhagel memutuskan untuk tetap memakai pemain yang sudah berpengalaman dengan memilih sebagai besar pemain yang tampil di Euro 2004 lalu. Diantara pemain berpengalaman itu adalah penyerang Bayer Leverkusen Theofanis Gekas dan penyerang Nuremburg Angelos Charisteas, pemain yang mencetak gol kemenangan di final Euro 2004 menghadapi tuan rumah Portugal. Di kualifikasi Euro 2008, Yunani juga tidak tampil mengesankan karena hanya mencatat dua kali kemenangan, yaitu menghadapi musuh kebuyutan Turki dan Norwegia. Tapi pada pertandingan berikutnya, mereka menyerah 2-3 kepada Norwegia dan ditahan imbang 0-0 Armenia. Melihat tersebut, tidak salah jika Rehhagel kemudian mengatakan bahwa Euro 2004 adalah kisah di masa lampau dan sekarang mereka harus fokus untuk masa sekarang, yaitu Euro 2008.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008