Jakarta, (ANTARA News) - Subsidi bahan bakar minyak (BBM) dalam APBN akan membengkak menjadi Rp198,7 triliun jika harga minyak mencapai 150 dolar AS per barel. "Kami melakukan beberapa 'exercise' jika harga minyak mencapai 135 dan 150 dolar AS per barel, untuk melihat bagaimana postur APBN bergerak," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja Komisi XI DPR di Jakarta, Rabu malam. Menurut Menkeu, 'exercise' resmi yang sudah disampaikan kepada DPR adalah asumsi harga minyak mencapai 110 dolar AS per barel selama 2008. "Asumsi harga minyak sebesar 110 dolar AS per barel itu merupakan asumsi harga rata-rata selama 2008, di mana rata-rata harga minyak dari saat ini hingga akhir tahun mencapai 120 dolar AS per barel," kata Menkeu. Namun jika rata-rata realisasi dari saat ini hingga akhir tahun mencapai 135 dolar AS per barel maka rata-rata harga minyak selama 2008 adalah 122 dolar. Sementara jika harga minyak mencapai 150 dolar AS per barel maka rata-rata selama 2008 akan mencapai 134 dolar per barel. Menurut Menkeu, pergerakan harga minyak akan berpengaruh kepada postur APBN terutama subsidi BBM. "Kalau rata-rata harga minyak saat ini hingga akhir tahun mencapai 150 dolar AS per barel maka subsidi BBM akan mencapai Rp198,7 triliun. Jumlah itu jauh lebih besar dari skenario yang sudah resmi diajukan ke DPR Rp132 triliun," kata Menkeu. Ia menyebutkan, pemerintah akan tetap menjaga agar defisit APBN tidak lebih dari 2,1 persen dari PDB meskipun dengan skenario harga minyak melonjak hingga 150 dolar AS per barel. Sebelumnya dalam rapat kerja di Panitia Anggaran DPR pada Senin (2/6), pemerintah memperkirakan bahwa berdasar pertimbangan kondisi terakhir hingga Mei 2008, realisasi defisit selama tahun anggaran 2008 akan mencapai Rp82,3 triliun atau 1,8 persen dari PDB.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008