jangan karena alasan rasisme, gerakan separatis kemudian muncul untuk memecah belah bangsa
Jakarta (ANTARA) - Koordinator Aksi Pergerakan Mahasiswa Pemersatu Bangsa, Markus, mengajak warga Papua belajar dari merdekanya Timor Leste yang nasibnya kini tidak lebih baik setelah memisahkan diri.
"Timor Leste sudah mencontohkan kepada kita bahwa merdeka tidak menjamin kesejahteraan seperti yang dibayangkan sebelumnya," kata dia dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.
Hal itu, Markus sampaikan saat aksi damai oleh 100 mahasiswa Papua yang menyerukan melawan segala macam upaya separatisme. Dia mengatakan apa yang terjadi itu tentu tidak diinginkan oleh masyarakat Papua.
Di lain pihak, dia meminta agar pemerintah menindak tegas pihak-pihak yang ingin mengacaukan stabilitas bangsa.
"Jangan karena alasan rasisme, gerakan separatis kemudian muncul untuk memecah belah bangsa. Gerakan separatis itu sudah bertolak belakang dengan konstitusi kita," katanya.
Menurut dia, Indonesia adalah negara yang terlahir dengan keragaman. Jangan pemerintah diintervensi oleh oknum-oknum yang akan memecah belah bangsa.
Dia juga meminta seluruh bangsa Indonesia tidak mudah terprovokasi atas isu-isu terkait referendum Papua.
Markus mengatakan gerakan separatis yang menginginkan Papua melepaskan diri dari Indonesia bertentangan dengan konstitusi.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019