Namun ketika Lewis Hamilton menang di kandang Ferrari itu, menyamai rekor kemenangan Michael Schumacher sebanyak lima kali dan memperpanjang rekor kemenangan beruntun Mercedes di GP Italia di lima tahun terakhir, para tifosi, istilah setempat untuk penggemar, meluapkan kekesalannya di depan podium juara.
Tahun ini publik tuan rumah menantikan pesta di sirkuit yang dijuluki Pista Magica itu setelah momentum kemenangan Charles Leclerc untuk Ferrari di Belgia pekan lalu.
Monza, yang terletak di pinggir kota Milan, menjadi tempat yang sakral bagi para penggemar dunia balap Italia dan tahun ini memperingati ulang tahun Ferrari yang ke-90, sekaligus edisi ke-90 GP Italia.
Mobil SF90 Ferrari pun dipandang cocok dengan karakter Monza yang menuntut kekuatan mesin ketimbang downforce.
"Semuanya lurus, sehingga akan jadi akhir pekan yang menyenangkan bagi Ferrari, kemungkinan begitu," kata Lewis Hamilton seperti dikutip Reuters.
"Kami harus membuat perbaikan yang drastis soal kecepatan di lintasan lurus. Aku tak tahu apakah itu memungkinkan. Tapi jika ada yang bisa melakukan itu, aku harap itu tim kami," kata pebalap asal Inggris setelah finis runner-up di Spa pekan lalu.
Baca juga: Berkaca hasil paruh musim, Ferrari ingin bangkit di Spa dan Monza
Baca juga: Diam-diam Vettel berjasa atas kemenangan Leclerc di Spa
Bottas, yang baru saja mengamankan bangkunya di Mercedes untuk musim depan, sepakat dengan rekan satu timnya jika Ferrari menjadi sasaran utama untuk dikalahkan dan kembali yakin Mercedes bisa mengecewakan tim tuan rumah.
"Tahun lalu mereka juga cepat, tapi kami mampu membuat hidup mereka cukup sulit," kata pebalap Finlandia yang finis ketiga tahun lalu di Monza.
"Aku rasa itu lah kenapa kami disoraki di podium... Kami ingin mengulangi hal itu."
Bos tim Mercedes Toto Wolff pun akan mewaspadai akhir pekan yang berat di Italia ketika Ferrari menjadi favorit juara di depan ribuan pendukungnya.
"Di saat kami memiliki paket yang paling cepat secara keseluruhan di grid musim ini, mobil kami tidak ideal di trek di mana kecepatan di lintasan lurus menjadi performa kunci yang menentukan," kata Wolff.
"Tapi, kita juga telah melihat jika Ferrari tampak perkasa di trek kecepatan tinggi pada Sabtu, namun tak telalu kuat di hari Minggunya."
Baca juga: Hasil GP Belgia, Leclerc akhiri puasa kemenangan Ferrari
Baca juga: Ocon gantikan Hulkenberg di Renault mulai 2020
Ferrari, yang terakhir menang di Monza pada 2010 lewat Fernando Alonso, berharap upgrade power unit yang mereka bawa akhir pekan ini bekerja dengan baik.
"Tidak ada ruang untuk membuat kesalahan. Balapan di kandang ini selalu penting, tapi khususnya tahun ini, ketika kami merayakan 90 tahun Scuderia Ferrari," kata bos tim Ferrari Mattia Binotto.
"Membalap di depan pendukung tuan rumah selalu memberi dukungan tambahan dan motivasi lebih.
"Selain dari itu, tidak ada podium seperti di Monza dan kami kira tidak ada penonton yang lebih baik dari publik Italia."
Leclerc berharap bisa meraih kemenangan yang lebih membahagiakan dari pada yang ia raih di Spa, menyusul kematian pebalap Formula 2 dari Prancis Anthoine Hubert. Sedangkan rekan satu timnya, Sebastian Vettel telah genap satu tahun tak meraih kemenangan.
Pebalap asal Jerman itu, dengan kemenangan perdananya di Monza pada 2008 bersama Toro Rosso, dan dua kali dengan Red Bull pada 2011 dan 2013, memiliki peluang menjadi pebalap yang meraih trofi juara di Monza dengan tiga tim yang berbeda jika dia bisa menang di akhir pekan ini untuk Ferrari.
Baca juga: Albon tampil impresif lakoni debut dengan Red Bull di Spa
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2019