Paris (ANTARA News) - Juara Piala Dunia 2006 Italia dan finalis yang dikalahkannya, Prancis, akan kembali bersaing dalam grup terkeras di Euro 2008. Belanda dan Rumania, yang keduanya tidak bisa dipandang enteng, melengkapi Grup C dan hanya dua tim teratas yang lolos ke delapan besar. Italia, yang mengawali perjalanan pada Senin (9/6) menghadapi Belanda di Bern, tidak bisa diperkuat kapten yang memimpin mereka merebut Piala Dunia, Fabio Cannavaro, yang cedera pergelangan kaki pada sesi latihan pertama setelah tiba di Austria. Meski kehilangan seorang bek tangguh, Italia masih memiliki pemain hebat lainnya di lapangan. Mulai dari Gianluigi Buffon yang menakutkan di depan gawang hingga striker jangkung Luca Toni. "Tidak akan mudah mengulang apa yang telah kami lakukan (di Piala Dunia) di Jerman tetapi kami memiliki keinginan kuat untuk mencoba lagi," kata Buffon kepada wartawan. "Grup ini sulit. Kami tenang dan menghormati semua. Jika Belanda dan Prancis memiliki tradisi, Rumania memiliki pemain yang kuat. Bahkan pertandingan itu pun (melawan Rumania) tidak akan mudah," tegasnya. Pandangan tersebut juga dimiliki oleh pelatih Prancis Raymond Domenech. "Saat saya menyaksikan undian, saya berkata kepada diri saya bahwa ini sangat buruk. Tapi itu tidak berarti kami tidak bisa melewati ini," ujarnya. Prancis tentu ingin membalas dendam setelah dikalahkan pada Piala Dunia lalu melalui adu penalti ditambah provokasi yang menyebabkan diusirnya pemain bintang Prancis Zinedine Zidane karena menanduk Marco Materazzi. Zidane sudah pensiun tetapi Prancis tidak kekurangan pemain berkualitas. Pemain depan Thierry Henry, pemain sayap Franck Ribery dan striker muda Karim Benzema semuanya bisa menjadi mimpi buruk bagi para pemain belakang. Para penggemar Prancis juga memiliki kenangan indah saat timnya mengalahkan Italia pada final Euro 2000. Dua Kali Bertemu Italia dan Prancis juga berada di grup yang sama pada kualifikasi Euro 2008, dimana Les Bleus menang 3-1 di Paris dan imbang 0-0 di Roma. Usai pertandingan di Roma itu Domenech dihukum karena mengeluarkan pernyataan yang tidak pantas. Ia menuduh Italia menyuap wasit pada sebuah pertandingan U-21 melawan Prancis tahun 1999. Meski ada riak-riak pertikaian itu namun Prancis jelas mengagumi Italia dan bahkan meniru skema pertahanan mereka untuk menjadi tim yang tangguh. Di Serie A juga Zidane dan Didier Deschamps, kapten saat juara Piala Dunia 1998, menambah dimensi baru kepada permainan mereka sendiri dan timnas Prancis. Dua musuh bebuyutan itu akan berhadapan di Zurich pada 17 Juni di laga terakhir fase grup yang berpotensi menjadi laga penentu. Banyak Bakat Sementara itu Rumania, yang lolos kualifikasi dengan meyakinkan setelah gagal lolos ke putaran final tiga kejuaraan utama sebelumnya, memiliki banyak pemain berbakat dan seorang striker berbahaya, Adrian Mutu. "Rumania hanya berpeluang menempati posisi keempat tetapi hal itu bisa menjadi sebuah keuntungan," kata pelatih Rumania Victor Piturca. Ia sepertinya sadar diri karena Italia, Prancis dan Belanda, adalah pesaing yang jauh lebih kuat. Di atas kertas lini depan Belanda sangat menakutkan dengan adanya Ruud van Nistelrooy, Wesley Sneijder, Rafael van der Vaart, Arjen Robben dan Dirk Kuyt. Kini menjadi tugas pelatih Marco van Basten, yang dikenang akan gol tendangan volinya yang indah ke gawang Rusia pada final Euro 1988, untuk menyatukan individu-individu brilian itu dalam sebuah tim, demikian Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008