Palembang (ANTARA) - Seluas 2.169 hektare sawah di Sumatera Selatan mengalami kekeringan selama musim kemarau 2019 yang tersebar di sejumlah kabupaten sentra produksi padi.
Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Sumsel Tuti Murti di Palembang, Rabu, mengatakan kekeringan terluas terjadi di Kabupaten Musi Rawas yang mencapai 1.432 hektare.
"Sebagian besar kekeringan ini terjadi di sawah tadah hujan," kata dia.
Ia mengatakan, untuk mengantisipasi ini telah dilakukan sejumlah upaya diantaranya pembuatan sumur bor.
Sebagian besar lahan yang mengalami kekeringan ini juga sudah ditanami tanaman palawija selain padi agar petani dapat menyambung hidup, kata dia.
"Sudah diprediksi sebelumnya. Untuk panen sawah memang memasuki musim kemarau. Saat ini, petani menanam tanaman lain yang tidak membutuhkan air yang banyak,” ujar dia.
Ia mengatakan, total lahan sawah di Sumsel saat ini mencapai 739.395 hektare, terdiri atas 124.389 hektare lahan sawah irigasi, 92.792 hektare lahan tadah hujan, 255.921 hektare lahan pasang surut dan 266.293 hektare lahan rawa lebak.
Dengan begitu, produksi padi di Sumsel tetap terjaga walaupun mengalami kekeringan hingga dua ribu hektare.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel Antoni Alam mengatasi kegiatan antisipasi kemarau sudah dilakukan sebelumnya, salah satu caranya dengan mengganti tanaman padi dengan tanaman palawija yang tidak memerlukan banyak air.
Selain itu, petani di Sumsel juga rata-rata sudah melakukan panen raya sebelum bulan Agustus. "Rata-rata sawah di Sumsel sudah panen raya. Sehingga tidak berdampak terhadap stok pangan di Sumsel," kata dia.
Baca juga: Lebih dari 5.000 hektare sawah di Karawang kekeringan
Baca juga: Ribuan hektare sawah di Lebak kekeringan
Baca juga: Ratusan hektare sawah di Madiun kekeringan
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019