Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Fauzan Al Anshori memuji sikap kooperatif yang ditunjukkan Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab, yang meminta anggotanya untuk tidak menghalangi upaya polisi melakukan penangkapan terhadap mereka yang diduga terlibat insiden Monas, Minggu (1/6) lalu. "Habib Riziek sangat kooperatif. Dia tahu risiko yang harus dihadapi jika orang melakukan pemukulan atau kekerasan. Tetapi sebenarnya apa yang dilakukan sejumlah oknum anggota FPI itu merupakan tindakan spontanitas massa dan bukan atas perintah Habib," katanya di Jakarta, Rabu. Fauzan mengatakan, sesuai ketentuan yang berlaku, maka orang-orang yang bersalah melakukan tindakan kekerasan memang mesti diproses secara hukum. Namun, ia meminta agar aparat kepolisian juga melihat kronologis mengapa peristiwa kekerasan di Monas itu bisa terjadi. Karena berdasarkan informasi yang diterimanya, lanjut Fauzan, munculnya kekerasan oleh massa FPI akibat adanya provokasi dari massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) yang tengah berorasi. "Jadi, bentrokan itu nampaknya sudah didesain. Orasi dari AKKBB telah memicu emosi massa FPI," tegasnya. Karena itu, katanya, polisi juga seharusnya melakukan pemeriksaan terhadap kelompok AKKBB yang telah melakukan provokasi dan memeriksa oknum AKKBB yang membawa senjata api saat kejadian. "Jadi, kalau kemudian isunya dialihkan menjadi pembubaran FPI, itu sudah terlalu jauh. Bahkan saya menduga ada agenda pengalihan isu utama tentang kenaikan harga BBM dan pembubaran Ahmadiyah," katanya. Menurut dia, insiden Monas sebenarnya merupakan isu kecil, tetapi kemudian dibesar-besarkan. Karena, katanya, untuk menanganinya cukup mudah, yakni dengan memeriksa orang yang melakukan pemukulan lalu memprosesnya secara hukum. Fauzan juga mengkritik pemerintah yang terkesan gamang dalam memutuskan perkara Ahmadiyah yang sebenarnya merupakan isu utama, yang kemudian dimanfaatkan kelompok umat agama lain hingga memicu emosi massa FPI. Tidak panik Sebelumnya, Ketua FPI Habib Rizieq Shihab meminta kepada kepada para seluruh laskar agar tidak panik terkait dengan upaya pihak Polda Metro Jaya mengamankan sedikitnya 58 anggota FPI yang diduga terlibat kekerasan insiden Monas. "Para aktivis FPI (yang diamankan polisi) jangan panik karena akan ada pengacara yang mendampingi saat mereka diperiksa," kata Rizieq di hadapan massa saat pihak kepolisian mendatangi Markas FPI di Jalan Petamburan III, Jakarta Pusat. Selain itu, ia juga meminta seluruh laskar FPI agar tidak menghalangi atau melawan tugas aparat karena pihak kepolisian telah menjamin bahwa pencarian dilakukan dengan profesional. Rizieq meminta proses pencarian yang dilakukan antara lain berdasarkan bukti foto yang dibawa polisi agar dilakukan dengan cara-cara yang santun. Habib Rizieq juga mengemukakan para anggota FPI harus berani mempertanggungjawabkan segala perbuatan yang mereka lakukan. Saat ini, ke-58 anggota FPI menjalani pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya dengan didampingi para pengacara dari Tim Pengarcara Muslim. Habib Rizieq sendiri ikut berada di Mapolda Metro Jaya untuk memastikan bahwa pemeriksaan terhadap para anggota dilakukan sesuai prosedur dan didampingi para pengacara. Sementara itu, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Abu Bakar Nataprawira mengatakan, seluruh anggota FPI yang diperiksa belum ditetapkan sebagai tersangka. Setelah mereka menjalani pemeriksaan intensif di Mapolda Metro Jaya, katanya, polisi baru bisa menentukan siapa saja yang betul-betul melakukan tindak kekerasan di Monas dan akan ditetapkan sebagai tersangka. (*)
Copyright © ANTARA 2008