Singapura (ANTARA News) - Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan di perdagangan Asia Rabu pagi, sebagai reaksi atas komentar pimpinan Federal Reserve AS, Ben Bernanke, mengenai masalah inflasi, para dealer menyatakan. Dalam perdagangan awal, kontrak utama New York jenis light sweet untuk pengiriman Juli turun 30 sen menjadi 124,01 dolar per barel dari sebelumnya 124,31 dolar pada penutuan di lantai perdagangan Selasa di Amerika Serikat. Harga minyak New York turun 3,45 dolar per barel Selasa setelah pimpinan FED mengatakan bank sentral AS "penuh perhatian" terhadap penurunan dolar karena potensinya dampak inflasi. Minyak mentah Laut Utara Brent, London, untuk pengiriman Juli turun 43 sen menjadi 124,15 dolar per barel. "Hari-hari pencetakan rekor baru sementara nampaknya telah usai," kata Victor Shum, analis pada konsultan energi Purvin and Gertz di Singapura. "Pasar saat ini betu-betul bereaksi atas komentar Ketua Federal AS kemarin terkait kekhawatirannya terhadap inflasi," katanya kepada AFP. Harga minyak saat ini turun sekitar 11 dolar sejak puncak rekor 135,14 dolar per barel di London dan 135,09 dolar di New York pada 22 Mei lalu. Bernake, yang berbicara melalu satelit dari Washington pada konferensi moneter di Barcelona, Spanyol, memberikan penilaian yang bervariasi mengenai kondisi ekonomi AS, sambil menggarisbawahi kekhawatiran seputar inflasi dan melemahnya dolar. Sementara itu Menteri perminyakan Kuwait, Mohammad al-Olaim, mengatakan bahwa anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mempersiapkan memompa minyak mentah lebih banyak jika perlu. "OPEC siap meningkatkan pasokan hanya jika pasar membutuhkan," kata Olaim, dalam pernyataan yang dilaporkan oleh kantor berita resmi Kuna. Kuwait, produsen minyak terbesar ke empat anggota OPEC, memompa sekitar 2,5 juta barel per hari. OPEC memproduksi 40 persen dari minyak dunia dan produksi saat ini pada kisara 32 juta barel per hari. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008