Washington (ANTARA News) - Senator Barack Obama dan Hillary Clinton hampir dipastikan segera mengakhiri pertandingan bersejarah mereka dalam ajang pemilihan calon presiden Amerika Serikat dari partai Demokrat, dengan pemungutan suara pada Selasa di South Dakota dan Montana. Pemungutan suara di kedua negara bagian diperkirkan membantu Obama segera mengakhiri sepak terjang Hillary dalam upayanya menoreh sejarah sebagai perempuan pertama presiden Amerika Serikat. Obama, senator asal Illinois, yang juga pernah menghabiskan sebagian masa kecilnya di Indonesia, diperkirakan mendapatkan sekitar 40 suara delegasi dari 2.118, yang ia perlukan untuk menang dalam pencalonan dari Partai Demokrat. Jumlah suara itu diyakini bisa ia dapatkan pada Selasa malam, tergantung pada seberapa cepat ia mendapatkan komitmen dari hampir 200 delegasi super, sebutan untuk pejabat partai, yang memiliki kebebasan memilih Obama atau Hillary. Karena yakin akan segera mengalahkan Hillary, Obama sudah mebuat rencana lebih jauh ke depan, yaitu merayakan awal kampanye untuk menghadapi calon presiden dari partai Republik, John McCain, di St Paul, Minnesota, pada Selasa. Obama, seperti dilaporkan media dari Michigan, menghubungi Hillary Clinton pada hari Minggu untuk mengucapkan selamat atas kemenangan Hillary pada pemungutan suara di negara bagian Puerto Rico. Senator berpeluang mencetak sejarah sebagai presiden pertama kulit hitam Amerika Serikat itu mengatakan bahwa ia meminta pesaingnya itu bertemu dengannya segera setelah pertarungan di antara mereka untuk calon presiden dari partai Demokrat berakhir. Permintaan itu disampaikannya ketika pada hari Minggu menelpon Hillary untuk mengucapkan selamat kepada senator asal New York, yang juga mantan ibu negara Amerika Serikat itu, atas kemenangannya pada pemungutan suara hari Minggu di wilayah Puerto Rico. "Semakin cepat kita dapat menyatukan partai kita, kita dapat segera mulai memusatkan perhatian untuk menghadapi John McCain pada bulan November," kata Obama. Tapi, Hillary bersikeras masih belum berada di ambang kekalahan dari Obama. Saat berkampanye di South Dakota, Hillary justru mengatakan bahwa hasil pemungutan suara hari Selasa akan menandai awal tahap baru kampanye, yaitu ia akan berupaya mendapatkan suara dari delegasi super. Kendati berbagai pihak memperkirakan riwayatnya tak lama lagi berakhir, Hillary menegaskan bahwa ia masih tetap menjadi calon terkuat dari partai Demokrat, yang akan berhadapan dengan John McCain pada pemilihan presiden Amerika Serikat pada November. (*)

Copyright © ANTARA 2008