Pertandingan Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia itu berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, mulai pukul 19.30 WIB.
"Kami memiliki peluang emas untuk menang," ujar Beto usai menjalani latihan di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Selasa (3/9) malam.
Berdasarkan pengalamannya mencicipi sepak bola Malaysia kala berseragam Penang FA tahun 2015-2016, Beto menilai tempo sepak bola Negeri Jiran lebih pelan daripada Indonesia.
Hal itu karena Malaysia lebih suka menguasai bola dengan operan-operan pendek dari kaki ke kaki.
Sementara di Indonesia, tim-tim lebih suka berlaga dengan memanfaatkan kecepatan para pemain. Hal ini yang menular ke timnas Indonesia.
"Secara keseluruhan, sepak bola Indonesia lebih maju dan lebih cepat. Permainan kami juga lebih dewasa," kata Beto, yang sudah merumput di Indonesia sejak tahun 2009.
Bagi Beto, pertandingan menghadapi Malaysia pada Kamis (5/9) akan menjadi yang pertama sejak dia memperkuat timnas Indonesia pada tahun 2018.
Namun, rivalitas yang hangat di antara kedua tim sudah dirasakan Beto bahkan sebelum dia menjadi warga negara Indonesia. Dia juga mengetahui bagaimana kecewanya Indonesia ketika dikalahkan Malaysia di final Piala AFF 2010.
Hal itulah yang membuat dirinya menilai pertandingan kontra Malaysia sesuatu yang penting.
"Masih ada rasa sakit ketika final Piala AFF 2010 itu. Akan tetapi, saya optimistis kami bisa menang di laga yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia ini. Para pemain timnas Indonesia akan fokus dan bekerja keras untuk meraih tiga poin," tutur penyerang berusia 38 tahun tersebut.
Baca juga: Pelatih Vanuatu: Beto penyerang yang pintar
Baca juga: "Quattrick" Beto bawa Indonesia taklukkan Vanuatu 6-0
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2019