Banjarmasin (ANTARA News) - Kepala BKKBN Pusat, Dr Sugiri Syarif,MPA mengakui kalau tidak diatasi pertumbuhan penduduk Indonesia sekitar tiga juta orang per tahun bisa menimbulkan persoalan di kemudian hari.Walau pertumbuhan penduduk Indonesia relatif cukup besar tetapi karena adanya program Keluarga Berencana (KB) sejak beberapa tahun lalu, maka angka pertumbuhan penduduk tersebut sudah bisa dikatakan tidak terlalu cepat, kata Sugiri Syarif ketika berada di Banjarmasin, Selasa.Ketika diwawancarai wartawan disela-sela acara bulan bakti gotong royong KB dan PKK, Sugiri Syarif menyebutkan penduduk Indonesia sekarang 226 juta berarti setahun kemudian sudah mencapai 229 juta yang berarti penduduk Indonesia terbesar keempat setelah China dan India.Walau China negara dengan jumlah penduduk yang besar tetapi kalau dilihat, pertumbuhan penduduknya kini cukup stabil, sementarta tingkat pertumbuhan yang paling tinggi di dunia adalah negara India, baru beberapa negara lain di Afrika. Sementara pertumbuhan penduduk di Indonesia setelah berlangsung-nya program KB dan upaya lain, maka berada di urutan ke-50 dengan pertumbuhan penduduk di dunia. Dalam mensukseskan program KB ke depan, pihaknya tetap mengandalkan dua program KB yaitu pertama menyarankan selalu menggunakan alat konstrasepsi untuk membatasi kelahiran, kedua adalah anjuran penundaan usia kawin. "Walau kita tak bisa menyuruh orang untuk kawin tua, tetapi setidaknya janganlah terlalu muda, minimal 25 tahun hingga 35 tahun, karena dengan demikian, maka keluarga itu sudah siap menanti kelahiran anak," tambahnya. Selain dua program yang harus dilakukan BKKBN juga terdapat sebelas variabel lain yang selalu disosialisasikan kepada masyarakat dalam upaya menekan kelahiran tersebut.Dorong peduli KBMengenai program KB belakangan ini, disebutkannya, program KB kembali menjadi perhatian khususnya para Gubernur, Bupati, dan kepala daerah yang lain dengan menekankan beberapa kegiatan dalam upaya mensukseskan program tersebut. Padahal lima tahun lalu, program KB sempat tidak dipedulikan seakan program KB tidak penting lagi di masyarakat. Ketika ditanya, propinsi di tanah air yang tingkat pertumbuhan dinilai terbaik, disebutkannya, propinsi Yogyakarta dengan tingkat pertumbuhan hanya 1,8 atau setiap keluarga kalau dirata-ratakan hanya memiliki anak kurang dari dua orang. Sedangkan Kalsel sendiri dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 2,6 atau kurang tiga orang atau lebih dari dua orang anak per satu pasangan usia kawin. Upaya menyukseskan program KB belakangan ini lebih banyak dilakukan pihak wanita melalui alat kontrasepsi, sementara keterlibatan program KB pria dinilai sedikit sekali.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008