Pontianak (ANTARA News) - Harga BBM jenis premium di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat menembus Rp8.000 per liter, itupun sulit didapat, kata Ridwan, 42, salah seorang warga Desa Pipitteja, Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas.
"Saya terpaksa mengurangi aktivitas menggunakan kendaraan, karena untuk mendapatkan BBM jenis bensin itu sulit dan harganya juga tak terjangkau," ujar Ridwan, di Sambas, Selasa.
Ia berharap, pemerintah segera memperhatikan kesulitan masyarakat akibat dampak dari kenaikan harga BBM dan sulitnya mendapatkan BBM di daerahnya.
Pantauan ANTARA di Kabupaten Sambas sehari lalu, harga premium di kios-kios bensin mencapai Rp8.000/liter, solar Rp8.500/liter, minyak tanah Rp6.000/liter. Sedangkan harga gas elpiji Rp120.000/tabung berat 12 kilogram. Harga BBM tiga jenis tersebut sudah terjadi dua minggu sebelum pengumuman kenaikan oleh pemerintah hingga paska kenaikan. Sementara harga gas sudah lima bulan terakhir cukup tinggi.
Hal senada juga dialami, salah seorang tukang ojek, Jeri, 27, mengeluhkan tingginya harga premium. "Dalam sehari paling tidak saya menghabiskan tiga liter atau Rp24.000 dengan harga Rp8.000/liter. Padahal penghasilan paling banyak tiga kali `tarikan` (angkut ojek) dengan penghasilan Rp75.000, dengan ongkos sekali naik ojek Rp25.000/orang," katanya.
Ia mengatakan, sebelum kenaikan harga BBM, penghasilan bersih bisa mencapai Rp41.000/hari dengan harga premium Rp6.000/liter. "Sekarang untuk paling tidak pengeluaran untuk beli premium, makan dan untuk nabung beli suku cadang kendaraan, paling tidak mengeluarkan biaya sekitar Rp44.000/hari berarti tinggal Rp31.000/hari, atau berkurang Rp10.000/hari," ujar Jeri.
Amat, 29, salah seorang pemilik kios mengatakan, ia dan pemilik kios lainnya terpaksa menjual premium Rp8.000/liter, karena untuk mendapatkan BBM jenis premium ia terpaksa membeli di Kota Sambas, yang jaraknya sekitar 35 kilometer dari tempatnya.
"Sehari saya bisa menjual 200 liter. Saya beli premium di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) di Kota Sambas Rp6.000/liter, ditambah ongkos bawa Rp15.000/liter, berarti sisa Rp500/liter keuntungan saya," katanya.
Sementara itu, Pejabat Sementara Sales Areal Manajer Pertamina Retail Regional VI Pertamina Kalbar, Sukaryoto Hasyim mengatakan, suplai BBM tiga jenis, yaitu solar, premium dan minyak tanah saat ini lancar-lancar saja, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan kesulitan mendapatkan BBM.
"KIta tidak segan-segan memberikan sanksi kepada SPBU yang ketahuan menyimpan BBM ataupun menjual BBM di luar ketentuan," ujarnya. Ia menambahkan, hingga saat ini pihaknya belum menemukan adanya penyimpangan yang dilakukan oleh agen, pangkalan minyak tanah dan pemilik SPBU.
Dari data Pertamina Regional VI Kalbar, kebutuhan Kalbar akan BBM dalam setahun, yaitu BBM jenis premium sebanyak 256.802 kiloliter, solar sebanyak 208.341 kiloliter, dan minyak tanah sebanyak 193.749 kiloliter.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008