Peresmian dilakukan oleh Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi dan Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Ronny F. Sompie di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali pada Selasa (3/9/2019)

Jakarta (ANTARA) - PT Angkasa Pura I (Persero) meresmikan fasilitas X-ray automated tray return system (X-ray ATRS) yang merupakan fasilitas pemeriksaan penumpang dan bagasi dengan menggunakan teknologi pemindaian tingkat tinggi di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.

Selain X-ray ATRS, perseroan juga memiliki boarding pass scanner (flap barrier), dan autogate paspor (imigrasi). Penggunaan X-ray ATRS, dan autogate paspor ini merupakan yang pertama di Indonesia dan wujud komitmen perusahaan terhadap upaya peningkatan pelayanan bandara yang berkelanjutan.

"Peresmian dilakukan oleh Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi dan Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Ronny F. Sompie di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali pada Selasa (3/9/2019)," demikian siaran pers PT AP I yang diterima di Jakarta, Selasa.

X-ray ATRS merupakan sistem pemeriksaan penumpang dan bagasi dengan teknologi pemindaian terkini yang berada pada area screening check point (SCP) di terminal keberangkatan internasional yang akan meningkatkan jaminan keamanan, meningkatkan keakuratan dan menurunkan stress akibat waktu antrean, dan berbagai keuntungan lainnya.

X-ray ATRS ini juga akan mempercepat proses pemeriksaan barang dan calon penumpang. Jika X-ray konvensional rata-rata hanya mampu memeriksa 155 tray per jam dengan maksimal barang yang mampu diperiksa saat jam padat mencapai 235 tray, X-ray ATRS mampu memeriksa rata-rata hingga 285 tray per jam dengan kemampuan maksimum saat jam sibuk dapat memeriksa 410 tray per jam.

Dari hasil data sampling yang diambil sebanyak 12 kali pada sore dan malam hari (jam sibuk operasional), didapatkan efisiensi sebesar 383 persen dibandingkan tanpa menggunakan fasilitas ATRS.

Fasilitas ini dapat menghemat waktu proses screening di SCP 2 sebanyak 3,83 kali lebih cepat dibandingkan tanpa menggunakan fasilitas ATRS.

Bagi maskapai, X-ray ATRS ini juga memberikan beberapa keuntungan seperti meningkatkan kemampuan maskapai dalam menyelesaikan masalah terkait penundaan, meningkatkan tingkat ketepatan waktu keberangkatan dengan mengurangi antrean menumpuk di SCP 2, dan menghindari kerugian akibat penundaan yang disebabkan faktor proses pemeriksaan.

Dengan kemampuan teknologi untuk mengidentifikasi barang yang berpotensi membahayakan lebih cepat dan akurat serta pemisahan jalur bagasi yang diduga berbahaya, maka proses pemeriksaan jadi lebih cepat tanpa menyisakan antrean panjang pemeriksaan.

Fasilitas baru ini akan mempercepat proses pemeriksaan, baik barang, penumpang, boarding pass, dan paspor untuk keperluan imigrasi sehingga berdampak pada bertambahnya tingkat kenyamanan calon penumpang ketika melakukan proses pemeriksaan di bandara.

Saat ini terdapat total 16 unit mesin autogate paspor (imigrasi) di mana enam unit terdapat di terminal kedatangan internasional dan 10 unit di terminal keberangkatan internasional. Total waktu yang dibutuhkan penumpang saat menggunakan mesin autogate ini hanya 30 detik, waktu yang relatif singkat untuk melewati melalui proses imigrasi.

Sedangkan boarding pass scanner, saat ini terdapat 12 unit yang terletak di terminal keberangkatan internasional. Fasilitas ini ditujukan untuk memberikan kemudahan bagi penumpang untuk dapat secara otomatis melakukan pemindaian boarding pass penumpang tanpa harus mengantre di tempat scanning manual.

Fasilitas ini dapat dipergunakan oleh penumpang yang membawa boarding pass dalam bentuk tercetak, ataupun masih dalam bentuk soft file dalam telepon pintar.

Baca juga: Setelah Incheon, AP I jajaki pengelolaan Bandara Jeddah-Kuwait

Baca juga: 10 bandara AP I segera terakreditasi Dewan Bandara Internasional

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019