"Banyak warga Papua yang ke sini karena di sana sedang offline semenjak terjadi aksi ketegangan yang terjadi di provinsi itu," kata Andrie di Makassar, Selasa.
Baca juga: Kapolri: Ada Upaya Terorganisir Larikan Warga Papua ke Luar Negeri
Jaringan pemerintah yang terputus di Provinsi Papua dan Papua Barat mengakibatkan pemerintah membuka ruang bagi warga Papua untuk mendaftar pembuatan paspor di sejumlah daerah seperti Bali Denpasar, Manado Sulawesi Utara dan Makassar Sulawesi Selatan.
Andrie menjelaskan, pemohon paspor tiap tahun bertambah peminatnya. Terlebih pasca musim haji 1440 Hijriah, permintaan pembuatan paspor untuk pelaksanaan ibadah umrah semakin bertambah.
Oleh karena itu, pihak ULP Makassar Sulsel menambah kuota dari 74 menjadi 108 kuota daftar setiap harinya sejak Agustus 2019
Baca juga: Kantor Imigrasi Manokwari diminta permudah pelayanan paspor
"Dibanding wilayah lain, Sulsel paling membludak permohonan paspor umrahnya," katanya.
Berdasarkan data ULP Makassar, ada sekitar 50 persen atau 700 lebih warga yang mengajukan permintaan pembuatan paspor umrah ke Tanah Suci dari 1479 warga yang melakukan pembuatan paspor selama Agustus 2019.
Baca juga: Pangdam Ingatkan Kemungkinan Skenario Asing di Indonesia
"Sejarah umrah di Sulsel sudah budaya. Kalau belum umrah maka belum afdol rasanya," tandasnya.
Pasca haji, ULP telah menerima berkas pemohon umrah yang akan berangkat ke Tanah Suci hingga awal 2020. Untuk proses pengurusan, pemohon harus melalui tahapan online kemudian membawa berkasnya ke ULP.
"Jika ada kesalahan penginputan maka kami sarankan untuk diperbaiki terlebih dahulu," ujar Andrie.
Baca juga: Papua Terkini - Imigrasi Sorong deportasi 4 warga negara Australia
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019