Kuala Lumpur (ANTARA News) - Presiden Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), Mohamed Bin Hamman, Senin, memberi dukungan pada rencana FIFA yang kontroversial mengenai kuota pemain asing.
Ketua AFC mengatakan rencana tersebut merupakan langkah di jalan yang benar, meskipun mendapat penentangan dari Komisi Eropa, yang telah menolak gagasan itu, dengan memperingatkan bahwa rencana itu bertentangan dengan peraturan tenaga kerja Uni Eropa (EU).
"AFC tidak mempunyai masalah besar mengenai gagasan '6+5' seperti Eropa, tetapi kami harus mempersiapkan diri untuk masa depan," kata Bin Hamman.
"Di Asia, klub-klub saat ini membatasi diri untuk mendaftarkan tiga pemain asing, tetapi sementara klub-klub berusaha memperkuat diri, mereka mungkin menjajagi kemungkinan menambah lagi pemain asingnya.
"Ini dapat mempunyai dampak negatif terhadap pemain muda lokal yang berbakat.
"Di masa mendatang, AFC akan berencana dan bekerja pada tingkat benua menuju pembatasan pada mengalirnya dan perpindahan pemain asing untuk memotivasi para pemain berbakat domestik dan memberi mereka lebih banyak kesempatan untuk bermain," katanya.
Ketua AFC itu juga menyatakan dukungan penuhnya pada langkah FIFA untuk memperpanjang periode naturalisasi bagi pemain asing dari dua tahun menjadi lima tahun.
"AFC selalu merasa bahwa dua tahun tidak cukup lama dan tidak sesuai dengan tujuan tersebut. Perpanjangan periode naturalisasi mengacu pada keperluan sah sekarang ini," katanya.
"Dengan menghormati sepenuhnya kedaulatan negara-negara, periode lima tahun akan membantu melindungi semangat olahraga dan menjamin bahwa sepak bola dalam batas-batas etika, sementara membuatnya lebih efektif," katanya.
Kongres FIFA di Sydney pekan lalu memberikan dukungan mayoritas pada Presiden FIFA Sepp Blatter dan komite eksekutifnya untuk menjajagi sistem yang kontroversial itu, yakni enam pemain yang dibesarkan di tanah airnya dan maksimum lima pemain asing.
Blatter mengusahakan kuota tersebut di tengah-tengah keprihatinan atas persaingan klub-klub dalam kompetisi.
Langkah untuk memperpanjang periode naturalisasi itu berkaitan dengan jumlah pemain yang berpindah kewarganegaraan untuk bermain di tim-tim nasional yang berbeda.
Ia pekan ini diharapkan bertemu dengan Ketua Parlemen Eropa, Hans-Gert Poettering di Brussels untuk meminta pandangannya mengenai masalah tersebut. (*)
Copyright © ANTARA 2008