"PGI tentu berharap ada situasi yang damai dan aman dan jika seandainya memang ada orang-orang yang mengganggu, menciptakan anarkisme, itu bisa ditertibkan dan dibawa ke ranah hukum. Hukum ditegakkan," ungkap Ketua PGI Pendeta Albertus Patty ketika dihubungi di Jakarta Pusat pada Selasa.
Menurut dia, selain usaha untuk menciptakan kedamaian di Papua, diharapkan segera dilakukan langkah-langkah untuk menciptakan keadilan dan kesetaraan bagi masyarakat Papua baik untuk yang tinggal di daerah tersebut atau yang berada di wilayah lain di Indonesia.
Usaha konkret itu, menurut Albertus, tidak hanya harus dilakukan oleh pemerintah tapi juga masyarakat Indonesia secara keseluruhan untuk merangkul masyarakat Papua sebagai saudara sebangsa dan setanah air.
Baca juga: Papua Terkini - Kapolri- Panglima TNI berkantor di Papua demi keamanan
Lebih lanjut, menurut Albertus, gereja sendiri merasa prihatin dengan situasi yang tengah terjadi di Papua namun tetap berharap pendekatan yang dilakukan bukan dengan pendekatan keamanan, tapi harus dilakukan dialog agar tercipta kedamaian.
"Pesan damai dari PGI adalah bahwa marilah kita memperlakukan setiap warga Indonesia, termasuk orang Papua, sebagai saudara bersaudara. Ada banyak orang dari berbagi etnis ke Papua, hidup di sana dengan nyaman diterima oleh orang Papua. Jadi kalau ada orang Papua tinggal di kota lain, terimalah mereka sebagai warga bangsa yang kita cintai ini," katanya.
Sebelumnya, terjadi beberapa demonstrasi menentang tindakan rasis terhadap mahasiswa Papua. Demonstrasi terjadi di beberapa kota di Papua dengan yang terakhir terjadi di kota Jayapura pada 29 Agustus 2019.
Akibat demonstrasi yang diwarnai kerusuhan tersebut beberapa bangunan dan fasilitas umum mengalami kerusakan termasuk kantor-kantor pemerintah di Jayapura.
Baca juga: Papua Terkini - Pertamina pastikan stok LPG di Jayapura aman
Baca juga: Papua Terkini - Jadi korban aksi, Menteri PUPR tinjau kantor Antara
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019