Bandung (ANTARA News) - Institut Perempuan prihatin atas peristiwa kekerasan yang dilakukan Laskar Front Pembela Islam (FPI) terhadap ratusan aktivis Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) yang terjadi di Lapangan Monas, Jakarta, Minggu (1/6).
"Kejadian itu memprihatinkan karena kekerasan tersebut juga dilakukan kepada perempuan dan anak-anak yang sedang memperingati hari kelahiran Pancasila," kata Pimpinan Institut Perempuan, R Valentina Sagala, di Bandung, Senin.
Sesalkan "kelambanan" polisi
Institut Perempuan menyatakan prihatin atas penyerangan brutal itu dan prihatin atas kelambatan aparat kepolisian dalam merespon aksi penyerangan yang terjadi di jantung Ibukota Jakarta itu.
Aktivis perempuan yang bermarkas di Kota Bandung itu juga mendesak agar penegak hukum memroses para pelaku penyerangan sesuai dengan hukum yang ada.
"Seluruh elemen bangsa harus menolak kekerasan dan mengutamakan dialog dalam menyikapi perbedaan," katanya dalam pernyataan sikapnya.
Valentina yang juga pendiri Institut Perempuan itu menyebutkan, aksi kekerasaan tersebut telah mencederai kehidupan sebuah bangsa yang terdiri dari beragam budaya, suku, agama dan kepercayaan.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008