"Tahun ini, kita sudah lanjutkan pembangunan di tribun utama, seperti pagar pembatas, dan beberapa fasilitas lain agar penonton merasa nyaman pada PON nanti," katanya di Takengon, Senin.
Hal ini diungkapkan Shabela menanggapi keberhasilan Aceh Tengah sebagai juara umum pada kejuaraan pacuan kuda tradisional Gayo dalam rangka memeriakan HUT ke-74 kemerdekaan Republik Indonesia dari 26 Desember hingga 1 September 2019.
Ia mengaku, Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah telah mengusulkan ke provinsi, dan pusat melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) agar pembangunan infrastruktur arena pacuan kuda ini berstandar nasional.
Baca juga: Aceh Tengah usulkan pembangunan arena pacuan kuda standar nasional
Kedua daerah dataran tinggi Gayo, yakni Aceh Tengah dan Bener Meriah di provinsi paling barat Indonesia telah ditetapkan sebagai lapangan berkuda merupakan salah satu cabang olahraga dari 28 cabang yang akan dipertandingkan di Aceh.
Dipilihnya kedua kabupaten tersebut, tidak terlepas dari berkembangnya kegiatan pacuan kuda tradisional Gayo dinilai aktif digelar setiap tahun dari total 56 cabang olahraga dipertandingkan di Aceh dan Sumatera Utara.
"Begitu juga ketersediaan tempat shalat, dan MCK (mandi, cuci, dan kakus) saat ini terus dibenahi, sehingga warga bisa melaksanakan shalat wajib," kata Shabela.
Ketua Panitia Pacuan Kuda Tradisional Gayo HUT ke-74 Kemerdekaan Indonesia Irwandi mengaku, Aceh Tengah mempertahankan gelar juara umum setelah mendominasi di delapan kelas yang dipertandingkan dari total 15 kelas.
"Dari belasan emas yang diperebutkan, dan kita (Aceh Tengah) mendapat delapan emas. Selebihnya dari Gayo Lues ada dua (emas) di antaranya, serta Aceh Tenggara dan Bener Meriah masing-masing satu emas," katanya.
Baca juga: Upaya Dataran Tinggi di Aceh Gaet Wisatawan Lewat Pacuan Kuda
Baca juga: 371 Ekor Kuda Ikuti Pacuan Kuda Tradisional Gayo di Takengon
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019