Sinyalnya sudah terlihat dengan pernyataan Presiden yang menyatakan 'nothing to loose' yang berarti tegas dan profesional untuk tentukan kabinet

Jakarta (ANTARA) - Pengamat kebijakan publik Riant Nugroho memperkirakan kabinet Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin bakal penuh warna tidak hanya diisi partai pemenang pemilu tetapi juga kalangan milenial dan tokoh-tokoh lama.

"Sinyalnya sudah terlihat dengan pernyataan Presiden yang menyatakan nothing to loose yang berarti tegas dan profesional untuk tentukan kabinet," kata Riant di Jakarta, Senin.

Presiden, menurut Riant akan memperhitungkan partai pengusung dan partai pemenang pemilu dalam kabinetnya.

Sedangkan anak-anak muda yang disebut Presiden bakal mengisi kabinetnya banyak calon potensial seperti Erick Thohir, Nadiem Makarim, AHY, hingga Grace Natalie, yang menjadi daya jual Presiden Jokowi ke para milenial, yang selama ini setia berada di belakang Jokowi.

Kemudian tokoh-tokoh senior seperti Basuki (Menteri PUPR), Airlangga (Menteri Perindustrian), Dr Moeldoko (Kepala Staf Kepresidenan), Prof Pratikno (Setneg), Dr Pramono Anung (Setkab).

Sedangkan tokoh senior di luar Kabinet yang bakal masuk seperti Prof Mahfud MD, serta Budi Gunawan Sadikin, kemungkinan akan menjadi Menteri BUMN, mengingat keberhasilannya memimpin pengambil alihan Freeport.

Untuk Menteri Koordinator, menurut Riant disarankan tokoh senior dan disegani sehingga kabinet dapat berjalan efektif.

Presiden menurut Riant juga akan melanjutkan kultur kabinet kerja serta program yang bakal dikedepankan adalah membangun manusia sesuai janjinya di pemilu.

"Artinya, tantangan terbesar ada pada Menko bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan, yang diharapkan menjadi penentu keberhasilan pencapaian target dari Presiden. Untuk itu, direkomendasikan dipilih tokoh yang mempunyai kapasitas eksekusi tinggi," ujar Riant.

"Hal ini karena Presiden selama ini dikenal tidak mau konsep, namun inginya eksekusi," ucap Riant, menegaskan.

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019