(Kontrol modal) merupakan tanda kesulitan di pasar dan mencerminkan bahwa parameter baru di Argentina lemah ...
London (ANTARA) - Obligasi dolar internasional Argentina mencapai rekor terendah pada Senin, sementara saham-saham keuangannya jatuh dan premi risikonya melonjak setelah Presiden Mauricio Macri menerapkan kembali kontrol modal pada Minggu (1/9/2019) karena krisis utang negara itu meningkat.
Tentang berputar balik oleh Macri, yang sebelumnya telah mencabut banyak praktik proteksionis pendahulunya, Cristina Fernandez de Kirchner, terjadi setelah pemerintah gagal membendung arus keluar investasi besar-besaran dan menopang kejatuhan mata uangnya.
Bank sentral telah diberi wewenang untuk membatasi pembelian dolar karena menguras cadangan devisanya dalam upaya menopang mata uang peso.
Bank sentral Argentina menetapkan batas lima hari bagi eksportir untuk memulangkan mata uang asing, sementara perusahaan akan memerlukan otorisasi bank untuk membeli dolar AS di pasar valuta asing, kecuali dalam kasus perdagangan luar negeri.
Dalam pernyataannya, bank sentral juga membatasi pembelian dolar AS tidak lebih dari 10.000 dolar AS per bulan bagi individu.
Obligasi dolar internasional Argentina 2028 yang dijadikan sebagai acuan, jatuh lebih dari dua sen ke posisi terendah baru 36,58 sen, menurut data Refinitiv. Obligasi yang jatuh tempo pada 2023 dan 2038 mencatat kerugian serupa.
American Depository Receipts (ADRs) dari lembaga keuangan Argentina juga mendapat tekanan. Grupo Financiero Galicia’s yang tercatat di Frankfurt jatuh 9,15 persen, sementara Banco Macro SA merosot 6,5 persen.
Premi risiko yang diminta oleh investor untuk memegang obligasi dolar Argentina atas obligasi safe-haven AS meroket ke 2.534 basis poin pada indeks J.P.Morgan dari obligasi mata uang keras negara berkembang -- level terakhir terlihat setelah gagal bayar (default) utama 2001.
"(Kontrol modal) merupakan tanda kesulitan di pasar dan mencerminkan bahwa parameter baru di Argentina lemah dan ketika peso semakin melemah itu membebani profil kredit," kata Michael Bolliger, Kepala Alokasi Aset untuk Pasar Negara Berkembang UBS Wealth Management.
"Masih ada banyak tekanan pada mata uang ... Ada batas untuk apa yang dapat mereka lakukan tanpa kontrol modal."
Peso telah kehilangan lebih dari sepertiga nilainya di tahun ini dan mengikuti penurunan lebih dari 50 persen tahun lalu. Bank sentral telah menghabiskan hampir satu miliar dolar AS cadangan devisanya sejak Rabu (28/8/2019) dalam upaya untuk menopang mata uang tetapi gagal membendung penurunan.
"Kuncinya adalah mengawasi bagaimana pasar lokal bereaksi hari ini," kata Graham Stack dari BlueBay Asset Management. "Apakah itu akan meyakinkan penduduk setempat bahwa simpanan dolar mereka aman atau akan mengarah pada upaya untuk mengatasi kontrol?"
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019