Palu (ANTARA) - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulawesi Tengah mengemukakan sebagian warga di Desa Rogo Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi, mulai terserang penyakit gatal-gatal akibat dari mengkonsumsi air sungai yang kotor.
"Berdasarkan data yang kami dapati di Desa Rogo, telah banyak persoalan yang lahir yang berkaitan dengan persoalan air bersih ini. Misalnya soal penyakit gatal-gatal setelah menggunakan air tersebut," ucap Manager Kampanye Walhi Sulteng Stevandi, di Palu, Senin.
Ia menyebut, air dari sungai yang di konsumsi warga juga memberikan ancaman kepada perempuan sebagai kelompok rentan.
"Kemudian ancaman bagi kelompok rentan (perempuan) yang memiliki tingkat sensitivitas terhadap alat reproduksi mereka bila menggunakan air tersebut," ujar dia.
Baca juga: ACT distribusi air bersih untuk warga tiga desa di Sigi
Walhi mencatat terdapat sekitar 1.800 warga Desa Rogo kesulitan mendapat air bersih pascabencana gempa disertai likuefaksi menerpa Kabupaten Sigi.
Koko, sapaan akrab Stevansi mengemukakan, sudah hampir setahun pascagempa disertai likuefaksi 28 September 2018 lalu, namun persoalan air bersih di Desa Rogo belum juga terselesaikan.
Padahal, air merupakan hal yang paling mendasar bagi keberlangsungan hidup manusia.
Berdasarkan penuturan warga desa itu, kata dia, sebelum bencana, kondisi air di desa ini cukup jernih.
Warga, urai dia, mengaku bahwa dahulu sebelum bencana terjadi setelah hujan, air sungai memang keruh, tetapi tidak berlangsung lama, mungkin hanya beberapa saat saja.
Baca juga: Korban banjir Bangga-Sigi butuh air bersih
Namun pascabencana, sudah hampir satu tahun, air sungai belum juga jernih dan kondisi ini sangat menyulitkan masyarakat.
"Pascabencana, beberapa agency telah memberikan bantuan di Desa Rogo yang berkaitan dengan penyuling air, namun itu saja tidak cukup di tengah banyaknya masyarakat," sebut Koko.
Dia mengemukakan, sehari-hari, mau tidak mau, sebagian besar warga harus memanfaatkan air dari sungai, baik untuk kebutuhan air minum dan aktivitas lainya.
Padahal, bila melihat kondisi air tersebut, tidak layak untuk dikonsumsi dan digunakan untuk mencuci piring serta pakaian.
Baca juga: Walhi Sulteng salurkan 339 paket pendidikan untuk korban gempa Sigi
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019