"Saya titip agar tenaga kerja profesional Indonesia dapat lebih banyak lagi bekerja membangun Kuwait," ujar Menlu Retno saat menghadiri gelaran "Indonesia Labour Market" di Kuwait, seperti dikutip dari keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI, Senin.
Acara "Indonesia Labour Market" diselenggarakan dalam rangkaian pertemuan Sidang Komisi Bersama ke-1 Indonesia-Kuwait yang dipimpin menteri luar negeri kedua negara, untuk mempertemukan perusahaan pengirim tenaga kerja profesional dengan perusahaan penerima tenaga kerja profesional di Kuwait.
Dalam kunjungan tersebut Menlu RI bertemu dengan pimpinan lima perusahaan besar di Kuwait yang menyalurkan tenaga kerja profesional dari berbagai negara.
Baca juga: Indonesia-Kuwait sepakati transaksi bisnis senilai Rp184,5 miliar
Saat ini tenaga kerja profesional asal Indonesia diminati, khususnya para pekerja di bidang kesehatan, seperti perawat; minyak dan gas, sebagai teknisi; teknologi informasi; maupun bidang hospitality, seperti perhotelan, restoran dan spa.
Sebelumnya, Menlu Retno menyampaikan sambutan di forum bisnis Indonesia-Kuwait di Gedung Kamar Dagang dan Industri Kuwait di Kuwait City.
Dalam forum bisnis yang dihadiri pengusaha kedua negara, Retno menyampaikan bahwa mekanisme kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha, maupun antara dunia usaha Indonesia dan Kuwait harus terus diperkuat.
Menlu RI menekankan bahwa mekanisme tersebut harus dapat memfasilitasi komunikasi semua pemangku kepentingan Indonesia dan Kuwait.
Baca juga: Tarik investasi dari Kuwait, Menlu Retno resmikan "Migas Corner"
Selain itu, Menlu Retno pun berpendapat bahwa infrastruktur bisnis Indonesia-Kuwait perlu terus diperkuat.
"Memfasilitasi akses pasar produk kedua negara adalah cara efektif untuk mendorong peningkatan volume perdagangan kedua negara," ujarnya.
Indonesia dan Kuwait juga sepakat membentuk Komite Dagang Bersama untuk memfasilitasi perdagangan antarkedua negara.
Selanjutnya, Menlu Retno juga mendorong pelaku bisnis untuk memfokuskan kerja sama pada sektor yang menjadi unggulan Indonesia dan Kuwait.
Baca juga: Setelah Incheon, AP I jajaki pengelolaan Bandara Jeddah-Kuwait
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019