Bogor (ANTARA News) - Indonesia bisa menjadi negara agraris terkaya di dunia, karena memenuhi syarat sebagai negara besar dan kaya, serta memiliki potensi alam yang luar biasa, baik hasil hutan, hasil tambang, maupun hasil laut. Hal itu dikatakan Ketua Dewan Syura DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), KH Abdurrachman Wahid (Gus Dur) pada acara Istigotsah Akbar dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pondok Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman, Parung, Bogor, Jawa Barat, Minggu. "Tapi penduduk Indonesia tidak menikmati hasil kekayaannya, justru menanggung beban hutang negara yang sangat besar. Ini karena Indonesia selalu dibohongi oleh negara-negara maju," kata Gus Dur di hadapan puluhan ribu massa PKB dan santri. Hadir pada acara tersebut pimpinan Gandhi Memorial School Jakarta, Ny Sintha Nuriyah Wahid, Ketua Umum Dewan Tanfidz DPP PKB Ali Masykur Musa dan Sekretaris Dewan Tanfidz DPP PKB Zannuba Ariffah Chafsoh (Yenny Wahid). Gus Dur mencontohkan, kebohongan tersebut antara lain Indonesia menjual produknya ke negara maju dengan sangat murah, sebaliknya negara maju menjual produknya ke Indonesia sangat mahal. Negara maju juga memberikan bantuan pinjaman yang menjadikan negara Indonesia tergantung dan bisa dikendalikan. "Saat ini hutang luar negeri Indonesia sudah lebih dari seratus miliar dolar AS. Jumlah ini sangat memalukan bagi negara kaya seperti Indonesia," katanya. Demikian juga pada kekayaan laut, kata dia, Indonesia yang memiliki wilayah laut sangat luas, kekayaannya luar biasa. Tapi, pemerintah Indonesia membiarkan hasil kekayaan lautnya dicuri oleh negara-negara maju dengan kompensasi dana yang nilainya sangat kecil. Kebohongan lainnya, kata dia, pada Protokol Kyoto di Jepang 10 tahun lalu, negara-negara di dunia telah sepakat bahwa negara yang menjadi paru-paru dunia, seperti Indonesia, akan dibayar oleh negara-negara lain yang menikmati oksigen dari negara tersebut, sebesar empat dolar AS per meter persegi. "Dengan luas daratan Indonesia sekitar 62 juta hektar, seharusnya Indonesia menerima dana kompensasi sekitar 620 miliar dolar AS per tahun. Tapi kenyataannya, penduduk Indonesia tidak menikmatinya," katanya. Dikatakannya, kondisi Indonesia yang kaya tapi penduduknya miskin, karena pemerintahnya tidak peduli dan tak membangun untuk rakyatnya. Jika pemerintah peduli dan mau berjuang untuk rakyatnya, kata dia, maka Indonesia bisa menjadi negara agraris terkaya di dunia. (*)
Copyright © ANTARA 2008
Kaya itu memiliki, bukan???