Yogyakarta (ANTARA News) - Ratusan anggota dan simpatisan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berunjukrasa di kawasan simpang-empat depan Kantor Pos Besar dan depan Gedung Agung (Istana Negara) Yogyakarta, Minggu, untuk menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).Para pengunjukrasa juga mengkritisi kebijakan pemerintah memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada warga masyarakat miskin, karena menurut mereka BLT justru menimbulkan persoalan yang kompleks di masyarakat.Juru bicara HTI, Ismail Yusanto mengatakan krisis ekonomi semestinya bukan diatasi dengan menaikkan harga BBM, tetapi pemerintah harus mengambil aset yang dikuasai asing.BLT bukan instrumen penolong tapi penimbul keresahan, konflik!Sementara itu, menurut koordinator aksi dari PKS, Nasrul Khoiri, BLT yang dimaksudkan sebagai instrumen penolong warga miskin, ternyata menjadi komoditas politik yang menimbulkan keresahan dan konflik di masyarakat. Aksi mereka berlangsung tertib dan aman. Selain mengusung poster dan berorasi, massa pengunjukrasa juga menggelar `happening art`. Puluhan anggota Polri gabungan dari Poltabes Kota Yogyakarta, Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Polres Gunungkidul dan Polres Bantul berjaga-jaga di sekitar tempat unjukrasa. Pemerintah memberikan BLT kepada setiap 19,1 juta keluarga miskin per bulan selama 18 bulan sebagai kompensasi kenaikan harga BBM.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008