Semarang (ANTARA News) - Peserta aksi mogok makan menentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di depan Kampus Undip Jalan Pleburan Semarang mulai berguguran, tiga orang peserta harus dilarikan ke rumah sakit (RS) akibat dehidrasi dan kesehatannya menurun.Humas aksi mogok makan, Darmawan Iskandar, di Semarang, Sabtu, mengatakan, peserta mogok makan yang pertama kali dilarikan ke RS adalah Purbo Setiawan dari Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI). Pada Jumat (30/5) sekitar pukul 16.00 WIB, Purbo dilarikan ke RSUP Dokter Kariadi Semarang.Malam harinya sekitar pukul 19.30 WIB, giliran Ketua Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Semarang Rahmat Sutopo yang dibawa ke RS Roemani Semarang. Sedangkan Sabtu (31/5) giliran Henky (LMND) yang menyusul Rahmat untuk menjalani perawatan di RS Roemani Semarang. "Meskipun telah ada yang masuk rumah sakit. Namun aksi mogok makan tetap kita teruskan. Bahkan telah ada dua orang yang menggantikan aksi mereka," kata Darmawan. Dua orang peserta tambahan yang mulai bergabung kemarin siang adalah Triya Siswandi dan Aditya Kurniawan. Mereka ikut bergabung dengan Lukman Hakim, Rony Nakiaya, Wahyu Sukma Hadi, Ari Setiawan dan Edis Sutikno yang telah memulai aksi mogok makan sejak Selasa (27/5) malam. Karena tidak mengonsumsi apa pun kecuali minum, kondisi mereka bertiga sangat memprihatinkan. Aktivitas mogok makan selama 3 hari membuat mereka mengalami dehidrasi. Saat tiba di RS Roemani Semarang, Rahmat langsung mendapatkan cairan infus ringer laktat (RL) dan mengalami demam dengan suhu tubuh mencapai 38 derajat Celsius. "Pasien mengalami dehidrasi berat sehingga harus kita infus. Saat ini pasien sedang menjalani perawatan di ruang Umar RS Roemani Semarang," kata Humas RS Roemani Semarang Saefullah. Setelah masuk rumah sakit, mereka langsung menghentikan aksi mogok makannya. Kini, pihak rumah sakit tengah melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan kondisi kesehatan Rahmat. Sedangkan kondisi Purbo yang dirawat di RS Kariadi mulai membaik. Riwayat kesehatan Purbo sebenarnya cukup riskan untuk melakukan aksi mogok makan. Ia diketahui memiliki riwayat penyakit asma sehingga aksi mogok makan memperparah kesehatannya. Meskipun demikian, setelah mendapat perawatan dari dokter, kondisinya semakin membaik. Darmawan mengatakan, pihaknya tetap bertekad meneruskan aksi mogok makan setidaknya hingga minggu depan. Jika ada peserta aksi yang kembali masuk RS, maka akan ada penggantinya. Aksi mogok makan ini merupakan bentuk kekecewaan atas kebijakan pemerintah yang sama sekali tidak berpihak pada rakyatnya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008