"Kelompok bahan makanan turun 0,79 persen. Selain itu, kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan turun 1,49 persen," kata Kepala Seksi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta Herminawati di Solo, Senin.
Berdasarkan data, dikatakannya, untuk komoditas yang memberikan andil terhadap terjadinya deflasi di antaranya bawang merah dengan angka penurunan harga sebesar 8,39 persen dengan andil deflasi 0,03 persen.
Selanjutnya, untuk telur ayam ras turun harga sebesar 2,45 persen dengan andil deflasi 0,02 persen dan bawang putih turun 10,41 persen dengan andil deflasi 0,05 persen.
Dengan terjadinya deflasi pada bulan Agustus, laju inflasi tahun kalender 2019, yaitu periode Januari-Agustus sebesar 2,23 persen. Sedangkan laju inflasi "year on year" atau perbandingan dari Agustus 2019 terhadap Agustus 2018 sebesar 3,09 persen.
Menurut data, dari enam kota di Provinsi Jawa Tengah yang dihitung angka inflasinya, hanya Kota Surakarta dan Tegal yang mengalami deflasi. Sedangkan kota lain, yaitu Kudus, Semarang, Purwokerto, dan Cilacap mengalami inflasi.
Sementara itu, untuk kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik 0,54 persen. Selain itu, untuk kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik 0,12 persen.
"Untuk kelompok sandang juga mengalami kenaikan indeks 0,47 persen. Kelompok-kelompok inilah yang menghambat deflasi bulan Agustus," katanya.
Ia mengatakan komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan sumbangan terhadap inflasi, di antaranya cabai rawit naik 22,12 persen dengan memberikan andil inflasi sebesar 0,09 persen dan cabai hijau naik 18,73 persen dengan andil inflasi sebesar 0,04 persen.
Baca juga: TPID gelar Pasar Mirunggan untuk kendalikan inflasi
Baca juga: BI ingatkan inflasi komoditas pokok di Solo masih tinggi
Baca juga: Inflasi Jawa Tengah selama Mei 2019 capai 0,33 persen
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019