Nganjuk (ANTARA News) - Komandan Kodim (Dandim) 0810 Nganjuk, Jawa Timur, Letkol Chrisetyono Tri Suprapto pernah menyaksikan Djoko Suprapto membuat bahan bakar dari air (blue energy) dengan menggunakan bahan pembersih pakaian atau detergen."Sepengetahuan saya proses pembuatan Blue Energy yang dilakukan Pak Djoko sangat sederhana," kata Chrisetyono kepada wartawan di Nganjuk, Jatim, Sabtu.Orang dekat Djoko ini mengaku pernah melihat proses pembuatan bahan bakar yang menghebohkan itu beberapa waktu lalu di rumah Djoko di Dusun Turi, Desa Ngadiboyo, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jatim."Saat itu Pak Djoko memasukkan bahan tertentu sejenis detergen ke dalam tangki yang penuh dengan air," katanya mengungkapkan. Air di dalam tangki itu lalu dipanaskan selama sekitar dua jam sampai benar-benar mendidih. "Setelah itu air yang ada di dalam tangki tersebut sudah menjadi bahan bakar," katanya. Chrisetyono tidak sendiri saat menyaksikan proses pembuatan Blue Energy berbahan air dan detergen itu, tapi ditemani Kepala Dusun Turi, Gunadi. Gunadi menyaksikan Djoko Suprapto mendemonstrasikan keahliannya membuat Blue Energy dari air itu di hadapan Staf Ahli Kepresidenan, Heru Lelono dan Edi Baskoro, putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Saat itu Pak Djoko memeragakan cara pembuatan Blue Energy di bengkel motor miliknya yang dia sebut sebagai laboratorium pribadi," katanya mengungkapkan. Chrisetyono dan Gunadi meyakini betul Blue Energy temuan Djoko ini kelak menjadi bahan bakar alternatif karena saat dipanaskan isi tangki ikut terbakar. "Meskipun demikian sampai sekarang kami belum pernah menyaksikan sendiri temuan Pak Djoko ini bisa digunakan untuk menjalankan kendaraan bermotor," kata Gunadi. Sampai saat ini Blue Energy temuan Djoko Suprapto masih misterius. Djoko Suprapto hingga kini tak pernah memberikan keterangan resmi mengenai temuannya itu. Rumah Djoko Suprapto di Dusun Turi terlihat selalu terkunci. Sementara beberapa petugas keamanan baik yang berseragam lengkap maupun preman terlihat lalu-lalang di sekitar rumah itu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008