Seoul (ANTARA News) - Korea Utara (Korut) menembakkan tiga rudal jarak pendek dari lepas partai baratnya, kata kantor berita Korea Selatan (Korsel) Yonhap , Sabtu. Kantor berita itu, yang mengutip satu sumber pemerintah , mengatakan rudal-rudal itu ditembakkan Jumat ke Laut Kuning lepas pantai daerah Jeungsan, sekitar 40km barat Pyongyang. Ujicoba itu adalah bagian dari satu pelatihan militer yang melibatkan rudal dari kapal ke kapal Styx buatan Rusia dengan jangkauan tembak 46km, kata laporan itu. "Penembakan rudal itu , sama dengan ujicoba yang dilakukan 28 Maret, adalah bagian dari pelatihan militer yang bertujuan untuk menguji penampilan rudal dan meningkatkan kesiapsiagaan operasional," kata sumber itu yang diikuti kantor berita tersebut. Seorang jurubicara kementerian pertahanan Korsel menolak memberikan komentar mengenai hal itu. "Kami tidak berkomentar menyangkut masalah intelijen," katanya. Di Singapura, Menteri Pertahanan Korsel, Lee Sang hee di sela-sela satu pertemuan keamanan kawasan mengemukakan kepada wartawan ia tidak dapat mengkonfirmasikan atau membantah berita-berita tentang ujicoba rudal-rudal itu, kata kantor berita Reuters. Berita itu muncul setelah utusan-utusan Korut dan Korsel bertemu di Beijing , Jumat selama sekitar satu jam menyangkut usaha-usaha untuk mengakhiri program nuklir Korut. Korut menembakkan tiga atau empat rudal dari tipe yang sama pada 28 Maret yang disebutnya oleh pemerintah Korsel sebagai "bagian dari pelatihan militer reguler." Tetapi tindakan itu menimbulkan andil dalam sengketa nuklir Korut dengan Korsel dan AS, yang sedang berusaha menjamin deklarasi penuh kegiatan-kegiatan nuklir Pyongyang. Korut mencapai satu perjanjian enam negara dengan AS, China, Jepang , Rusia dan Korsel. Berdasarkan perjanjian itu , Korut setuju menutup pusat-pusat nuklirnya di fasilitas pentingnya di Yongbyon dengan imbalan bantuan dan pengakuan diplomatik. Sebagai bagian dari perjanjian itu, Pyongyang harus menyerahkan deklarasi penuh tentang semua kegiatan nuklirnya pada 31 Desember tahun lalu. Tetapi pertikaian menyangkut deklarasi itu telah menghambat pemulaian tahap akhir proses itu-- pembongkaran pusat-pusat nuklir dan penyerahan semua bahan atom. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008