Padang, (ANTARA) - Semen Padang memantapkan posisinya sebagai juru kunci di paruh musim kompetisi Shopee Liga 1 2019 setelah tunduk dari Barito Putra di kandangnya 2-3 pada Minggu.

Baca juga: Semen Padang ditundukkan Barito Putra 2-3 di kandang

Pelatih kepala Semen Padang Weliansyah di Padang, Minggu mengatakan kekalahan ini karena kondisi tim yang kekurangan pemain berposisi sebagai penyerang

"Kita banyak buat kesempatan namun tidak berhasil diubah menjadi gol," katanya.

Menurut dia secara permainan anak-anak telah mengeluarkan kemampuan terbaik namun masih belum beruntung.

"Andai saja kita buka keunggulan tentu hasilnya akan berbeda," katanya.

Ia mengatakan di babak pertama timnya bermain baik namun melakukan kesalahan yang dimanfaatkan Barito untuk membuka keunggulan.

"Saya bukan membela diri namun dengan kondisi pemain kita tanpa striker tentu menyulitkan jamuan anak-anak fight ingin menang namun hasilnya masih belum beruntung," katanya.

Semen Padang sendiri menjalani laga mengahadapi Barito Putra tanpa penyerang asing mereka Karl Max yang harus memperkuat timnas Chad.

Selain itu mereka ditinggal dua striker Riski Novriansyah dan Afriansyah yang memperkuat Aceh Babel United di Liga 2.

Dalam laga menghadapi Barito, Weliansyah terpaksa menduetkan Irsyad Maulana dengan Rudi yang disokong pemain dua sayap mereka Dedi Hartono dan Boas Atururi.

Weliansyah mengakui timnya membutuhkan satu penyerang dan gelandang serang untuk meningkatkan prestasi mereka di kompetisi.

"Kita akan evaluasi ini semua dan perjalnan tim masih panjang. Kita optimis dapat keluar dari zona degradasi ini," katanya.

Sementara itu, pemain Semen Padang Dedi Hartono mengatakan timnya kurang beruntung di laga ini padahal seluruh pemain berusaha memenangkan laga.

"Ini bukan kesalahan pelatih karena permainan kita terus meningkat dari laga ke laga. Kita hanya perlu menunggu kemenangan itu terus datang," katanya.

Baca juga: Persija kalah 0-1 dari Badak Lampung meski tampil dominan

Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2019