Semarang (ANTARA News) - Aksi mogok makan menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di depan pintu masuk Kampus Universitas Diponegoro Jalan Imam Bardjo Semarang, hingga saat ini terus berlanjut dan sudah memasuki ke empat. Pantuan ANTARA, Jumat, melaporkan sejumlah pejabat yang mendatangi aksi mogok yang dilakukan sejak pukul 22.00 WIB antara lain anggota Komisi B, DPRD Jawa Tengah dari Fraksi PDI Perjuangan, Bambang Rahardjo dan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, Soemarmo. Kedatangan mereka merupakan bentuk dukungan penolakan kenaikan harga BBM, karena berimbas langsung pada nasib rakyat. Mereka melihat kondisi enam orang peserta mogok makan yang saat itu, berjajar tergeletak di atas tikar dengan mulut diplester warna hitam, kata anggota DPRD jateng, Bambang Raharjo. Ada juga pada plester yang mereka tempel tertuliskan "Turunkan Harga BBM Sekarang Juga". Usai mendapat dukungan dari sejumlah pejabat, peserta mogok makan yang sebelumnya tergeletak, kembali melewati waktu dengan memainkan gitar dan kendang sembari bernyanyi lagi-lagu perjuangan. Jumlah keseluruhan peserta mogok makan, ada tujuh orang yakni, Lukman Hakim (mahasiswa Universitas Negeri Semarang), Hengky F Mattan (mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana), Arik Setiawan (Serikat Rakyat Miskin Kota), Roni Nakiaya (mahasiswa Universitas 17 Agustus), Wahyu Juned (Ketua Serikat Rakyat Miskin Kota), dan Frans Sirikoto (mahasiswa Universitas 17 Agustus). "Meskipun mogok makan, kuliah tetap jalan. Jadi, setelah pulang dari kuliah ikut bergabung lagi dengan kami," kata Wahyu, salah satu peserta mogok makan. Wahyu mengatakan, mereka akan terus bertahan sekuat tenaga melakukan aksi mogok makan sampai aspirasinya didengar. "Rencananya kami akan mogok makan sampai Senin (2/6)," katanya. Aksi yang digelar di dekat pintu kampus dan Bank BNI itu cukup menarik perhatian. Meski tak mampir, setidaknya mahasiswa dan masyarakat umum yang lewat, menoleh ke tenda keprihatinan tersebut.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008