Jakarta (ANTARA News) - Piala Eropa telah 12 kali dilangsungkan sejak 1960 dan baru sekali negara tuan rumah tidak bisa lolos dari fase grup, yaitu saat Belgia --bersama Belanda -- menyelenggarakan Euro 2000. Pada edisi ke-13, 2008, Austria dan Swiss menjadi tuan rumah bersama dan sebagian besar warga Austria -- negara yang lebih tenar dengan wisata skinya -- merasa yakin Belgia tidak akan lagi sendirian memegang rekor buruk tersebut. Sepertinya penduduk Austria mencoba untuk bersikap rasional dan realistis dalam memandang peluang tim yang dilatih Josef Hickersberger itu. Austria memang pernah tujuh kali masuk putaran final Piala Dunia, bahkan menempati peringkat ketiga pada 1954, tetapi baru kali ini mereka masuk putaran final Euro. Itu pun karena jatah otomatis yang diberikan kepada tuan rumah, sehingga tidak perlu ikut kualifikasi. Dengan demikian, kemampuan Andreas Ivanschitz dkk. belum benar-benar terasah dan teruji dalam kompetisi sesungguhnya. Hal lain yang membuat banyak orang pesimis Austria bisa memanfaatkan keuntungan sebagai tuan rumah adalah buruknya rekor pertandingan mereka. Dalam 14 pertandingan persahabatan sejak awal 2007, Austria baru sekali menang ketika mengalahkan Pantai Gading, yang hanya diperkuat 10 pemain dalam 30 menit terakhir, 3-2, di Innsbruck, Oktober lalu. Apalagi hasil pengundian menempatkan Austria di Grup B bersama juara Euro tiga kali Jerman, tim kuat Eropa Timur Kroasia dan sesama tim debutan Polandia pada turnamen yang berlangsung 7-29 Juni itu. Dalam lima pertemuan terakhir Austria tidak pernah menang atas Jerman dan selalu kalah dalam tiga kesempatan menghadapi Kroasia. Menang empat kali dalam tujuh laga dengan Polandia, tetapi kalah dalam dua pertemuan terakhir. Kenyataan tersebut sampai membuat sekelompok pecinta sepak bola di negara beribukota Wina itu, seperti dikabarkan Reuters, membuat petisi agar timnas mereka sebaiknya mundur guna memberi tempat kepada tim lain yang lebih baik. Tak pesimistis Akan tetapi, kapten Ivanschitz tidak lantas pesimistis melihat kenyataan tersebut dan mencoba meningkatkan semangat rekan-rekannya. "Kami bukan favorit. Orang tidak berharap banyak dari kami jadi mungkin tim yang lebih besar akan berkata `ini pertandingan mudah, Austria tidak bagus` dan hal itu justru memberi keuntungan untuk kami," ujar pemain tengah berusia 24 tahun itu. "Tak ada yang tidak mungkin," tegasnya. Ivanschitz, yang bermain di klub Yunani Panathinaikos, lalu mencontohkan keberhasilan Yunani mengejutkan Eropa dengan menjadi juara pada 2004. "Pemain Yunani telah menunjukkan hal itu bisa terjadi saat mereka juara. Kami harus meyakini itu dan kemudian bermain bagus di turnamen," tandasnya. Ucapan sang kapten bisa menjadi kenyataan kalau Austria bisa menunjukkan permainan seperti yang mereka peragakan dalam 45 menit pertama saat menghadapi Jerman dan Belanda dalam laga persahabatan. Austria sempat bermain cemerlang di babak pertama yang berakhir 0-0 melawan Jerman meski kemudian kebobolan tiga gol pada babak kedua. Ketika menghadapi Belanda, mereka bahkan sempat unggul 3-0 dalam 35 menit awal meski kemudian gagal mempertahankan performa dan kalah 3-4. Bisa tiga kali menjebol gawang Belanda tentu menunjukkan bahwa Austria sebenarnya punya potensi. Skuad muda Peningkatan performa tersebut, walau belum bisa memberi kemenangan, membuktikan bahwa skuad muda yang dipercaya Hickersberger mulai menunjukkan perkembangan. Pemain muda seperti Sebastian Proedl, Erwin Hoffer dan Martin Harnik semakin dapat tempat di timnas senior setelah mereka membuat negara bangga dengan lolos ke semifinal Piala Dunia U-20 di Kanada tahun lalu. Tenaga muda tersebut dipadukan Hickersberger dengan pengalaman dan permainan solid dari Ivanschitz, kiper Alex Manninger, bek Martin Stranzl dan Emmanuel Pogatetz. Masalah utama dalam tim itu adalah kurangnya pemain yang kreatif dan pemain depan yang haus gol. Dalam 14 laga terakhir itu, Austria hanya mencetak 10 gol dan hanya dua gol yang dicetak penyerang, selebihnya oleh pemain tengah atau belakang. Tapi sang pelatih yakin para pemain yang dipercayainya akan tampil beda dan lebih baik, ketimbang pada laga persahabatan, saat perhelatan akbar itu dimulai. "Saya yakin ini adalah tim yang benar, tetapi ujian sesungguhnya adalah pertandingan selama Euro 2008," kata Hickersberger saat mengumumkan skuad Euro 2008. "Jelas kami semua menantikan kejutan besar dan lolos ke perempatfinal. Tim yakin kami berpeluang dan jika semua berjalan baik dan kami bermain dengan bagus maka kami bisa memanfaatkan peluang tersebut," paparnya. Jika mereka bisa lolos ke babak delapan besar maka itu akan menjadi prestasi yang sangat bagus, tapi bagi sebagian besar penggemar mereka sepertinya tidak kalah memalukan saja sudah cukup. Berikut ini skuad Austria Kiper: 1-Alexander Manninger (AC Siena), 21-Juergen Macho (AEK Athens), 23-Ramazan Ozcan (TSG 1899 Hoffenheim). Bek: 14-Gyorgy Garics (Napoli), 12-Ronald Gercaliu (Austria Vienna), 17-Martin Hiden (Kaernten), 13-Markus Katzer (Rapid Vienna), 16-Juergen Patocka (Rapid Vienna), 4-Emanuel Pogatetz (Middlesbrough), 15-Sebastian Proedl (Sturm Graz), 3-Martin Stranzl (Spartak Moscow). Tengah: 6-Rene Aufhauser (Salzburg), 5-Christian Fuchs (Mattersburg), 10-Andreas Ivanschitz (Panathinaikos), 11-Umit Korkmaz (Rapid Vienna), 8-Christoph Leitgeb (Salzburg), 19-Juergen Saeumel (Sturm Graz), 2-Joachim Standfest (Austria Vienna), 7-Ivica Vastic (Linz). Depan: 22-Erwin Hoffer (Rapid Vienna), 18-Roman Kienast (Ham-Kam), 9-Roland Linz (Braga), 20-Martin Harnik (Werder Bremen). Pelatih: Josef Hickersberger. (*)

Pewarta: oleh Sandy Pramuji
Copyright © ANTARA 2008