Simpang Empat,- (ANTARA) - Tokoh lintas agama di Nagari Persiapan Ophir, Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat mengadakan sosialisasi dan deklarasi kerukunan hidup dalam keberagaman.

"Sebagai daerah multietnis, penting adanya kerukunan hidup. Sosialisasi ini kita adakan di aula Kantor Walinagari Persiapan Ophir, Sabtu (31/8)," kata Ketua Karang Taruna Bersatu Ophir, Wisnu adrianta Utama di Simpang Empat, Minggu.

Ia mengatakan kegiatan itu dilakukan sebagai langkah silaturahmi dan memupuk toleransi yang selama ini sudah terbangun di lingkungan mereka.

Karena sebagai daerah multietnis, suku dan agama, Ophir selama ini sering kali disebut miniatur Indonesia yang aman sejak puluhan tahun lalu.

Menurut dia, selama ini masyarakat Ophir selalu hidup berdampingan meski terdapat perbedaan agama, seperti agama Islam, Kristen Katolik, dan Kristen Protestan serta beraktivitas dengan latar belakang suku berbeda seperti Jawa, Minang, Batak, Mandailing, dan sejumlah suku lainnya.

"Ophir adalah Indonesia mini. Kami hidup berdampingan dan saling menghormati dalam perbedaan," ujarnya.

Ia menyebutkan Karang Taruna sebagai organisasi pemuda di Ophir berupaya memupuk rasa toleransi yang selama ini sudah terbangun. Seluruh peserta juga sepakat dan membubuhi tanda tangan sebagai deklarasi kerukunan hidup dalam keberagaman sebagai wujud komitmen.

Tokoh masyarakat Ophir, Suparmin mengatakan sejak puluhan tahun lalu, kebinekaan sudah terbangun. Bahkan pembangunan rumah ibadah dan fasilitas umum dilakukan secara bersama-sama. Bahkan saat perayaan dan hari besar masyarakat selalu bersama sama.

"Kami menjamin perbedaan tidak menjadi kendala dalam pergaulan dan keharmonisan di tengah perbedaan yang ada," sebutnya.

Sementara itu Wakil Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Pasaman Barat, Suharjo Lubis mengatakan Ophir adalah daerah unik yang mampu menjaga perbedaan dalam kelangsungan hidup selama ini.

Baca juga: Kabupaten Jayapura sebagai Zona Integritas Kerukunan Hidup Umat Beragama

"Meski berbeda beda dan latarbelakang, namun masyarakat bisa saling menghormati. Sehingga tidak pernah muncul konflik," katanya.

Ia mengatakan selama kegiatan besar agama masyarakat terlihat saling menghormati. Baik perayaan pada agama Islam atau nonmuslim. "Kami sangat mengapresiasi kegiatan yang di lakukan oleh Karang Taruna, ini sangat positif dan bisa menjalin kebersamaan dan persaudaraan."

Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pasaman Barat, Hendra Putra mengatakan Pasaman Barat merupakan daerah unik dan mampu berkembang di tengah perbedaan.

Sejak awal Pasaman Barat memang dibangun oleh sejumlah elemen dengan latar belakang berbeda suku dan keyakinan. Namun hal itu menjadikan Pasaman Barat bisa bersatu dan lebih baik. "Kami meminta masyarakat bisa terus membina hubungan baik dan rasa toleransi yang tinggi," sebutnya.

Kepala Satuan Binmas Polres Pasaman Barat, Iptu Nofriman menjelaskan secara hukum Indonesia menjamin kebebasan beragama sesuai dengan aturan dan agama yang diakui oleh negara.

Baca juga: Pemuda ASEAN pelajari keberagaman budaya dan agama Indonesia

Baca juga: Warga Keerom dimbau jaga kerukunan umat beragama

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019