Padang (ANTARA News) - Peneliti Universitas Andalas (Unand) Padang, Prof Dr HM Sanusi Ibrahim, menemukan zat anti-koagulan atau sejenis racun bisa membunuh tikus, pada sepuluh jenis tumbuhan tropis yakni daun gamal, daun kulit manis, daun juar, daun sicerek, daun inai, kulit buah jeruk, biji pinang sirih, akar pinang sirih, dan biji pinang sinawa."Sumatera terletak pada garis khatulistiwa memiliki hutan tropis sebagai potensi yang luar biasa sebagai pabrik bahan kimia raksasa, sehingga cukup diminati peneliti untuk diteliti," katanya di Padang, Kamis.Ia menemukan zat itu, dalam penelitiannya berjudul "Perkembangan Kimia Organik Bahan Alam Golongan Kumarin", itu yang ternyata kumarin satu golongan senyawa tersebar cukup luas di dalam berbagai tumbuhan. Menurut dia, tikus betina --menjadi bahan uji coba-- yang sedang menstruasi ketika mengkomsumsi zat koagulan itu, tidak akan berhenti mengeluarkan darah, bahkan bisa menimbulkan kematian. "Namun demikian, manfaat lainnya dari kumarin juga bisa sebagai antibiotik novobiosin," katanya. Sanusi dibantu mahasiswanya program S1 dan S2, meneliti kumarin terhadap 10 tanaman obat tradisional itu sejak 1994 sampai 2006 itu, khususnya kumarin untuk mengisolasi dan menentukan strukturnya secara konsisten. Penelitian --hingga berhasil mengukuhkannya sebagai Guru besar tetap Unand dari FMIPA itu pada 29 Mei 2008 adalah dengan rumus kimia 5,6 benzo-alfa-piron (dikenal kumarin) telah berhasil diisolasi/diidentifikasi dari tumbuhan daun gamal (gliricidiamaculata HBK), menyusul diisolasinya senyawa kandikanin dari daun kulit manis (cinnamomun zeylanicum G). Berikutnya dari daun juar (cassia siamea Lam) telah berhasil diperoleh senyawa kromon yang berupa isomer dari kumarin yaitu 5-propanonil-7-hidorksi-2-metil-kromon. Penelitian tersebut dilanjutkannya lagi dan telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi struktur kumarinnya dengan nama Calanolide E2 dari tumbuhan nyamplung (calophyllum inophyllum Linn). Begitupula terhadap daun kumarin dilakukan dalam daun sicerek (clausena excavata burm f) memperlihatkan adanya 8-(3-metil-2-buteniloxy)-7 -oxofuro-(3,2-g) kumarin. Kumarin juga ada pada daun inai (impatiens balsamina L) dengan struktur zatnya 6 -metoksi-7-hidoksi-kumarin, kemudian dari kulit buah jeruk (citrus amblycarpa Harsak) juga telah berhasil diidentifikasi kumarinnya dengan nama 5,7 -dimetoksi kumarin. Dari biji pinang sirih (areca catechu L) diidentifikasi yaitu 4-metil-7-hidorksi-kumarin. juga dari akar pinang sirih (areca catechu L) 3-asam karbosiklat kumarin serta dari biji pinang sinawa (actinorhytis calapparia) yakni 7-amino-N, N-dietil-4-metil kumarin. Penelitian tersebut, katanya lagi, berhasil dilakukan atas bantuan kontak person ke Perancis, Belanda, Jepang, Australia dan Malaysia terkait minimnya sarana penelitian dari Indonesia. "Kini belum tampak adanya prioritas pembangunan dari pemerintah untuk melengkapi peralatan modern seperti spektroskopi masssa, resonansi magnit inti (Nuclear magnetic resonance) atau kekuatan 600 Mhz, difraksi sinar X (X Ray difraction) atau XRD, sehingga peneliti terpaksa meminta dukung dari negara lainnya," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008