Palu (ANTARA News) - Setelah berlangsung selama empat hari, aksi mogok makan menentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Palu, Kamis, terpaksa dihentikan.
Albar, koordinasi aksi, mengatakan beberapa teman yang melakukan aksi mogok makan mengaku tidak sanggup meneruskan aksi yang menentang maut tersebut.
Sebelumnya, tiga dari delapan peserta aksi terpaksa dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami dehidrasi hebat dan peningkatan asam lambung yang tinggi karena beberapa hari tidak makan.
"Kami juga akan melakukan evaluasi tentang aksi tersebut," katanya.
Meski aksi mogok makan terpaksa dihentikan, Albar mengatakan tetap akan melakukan berbagai aksi untuk menentang kenaikan harga BBM.
"Perjuangan kami tetap berlanjut, sampai pemerintah benar-benar memperhatikan kami," katanya.
Sementara itu, tiga peserta mogok makan yang saat ini dirawat di rumah sakit kondisinya mulai membaik.
Ketiga peserta aksi yang dirawat itu adalah Hikmawati, Purwadi, dan Sahlan.
"Keadaan mereka mulai membaik dan sudah bisa berkomunikasi," kata Albar, dan mengatakan saat dibawa ke rumah sakit, ketiganya tidak sadarkan diri.
Aktivis mahasiswa dan masyarakat di Palu dalam beberapa hari ke depan tetap akan melakukan aksi menentang kenaikan harga BBM. Menanggapi hal itu, Kapolres Palu AKBP Sunarto mengatakan, boleh saja melakukan aksi unjuk rasa yang penting dilengkapi dengan surat izin dan dilakukan dengan tertib.
"Jangan sampai setelah aksi justru menimbulkan masalah baru dan membuat keresahan terhadap masyarakat," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008