Teheran, (ANTARA News) - Enam anggota satuan khusus Pengawal Revolusi Iran tewas akibat bentrok dengan kelompok pemberontak Kurdi, sementara dua penjaga perbatasan terbunuh oleh ranjau pemberontak itu, kata kantor berita Mehr pada Kamis.
"Enam anggota Pengawal Revolusi tewas akibat bentrok dengan pemberontak PJAK di daerah Sardasht, kota 10 kilometer dari perbatasan Irak di propinsi Azarbaijan Barat," kata Mehr.
Dikatakannya, dua tentara yang bertugas sebagai penjaga tapal batas kedapatan tewas di daerah sama sesudah menginjak ranjau, yang diletakkan oleh gerombolan revolusi tandingan. Tak ada rincian lebih lanjut.
Partai Hidup Bebas Kurdistan (PJAK) yang bergerak dari garis belakang di Irak timurlaut melancarkan serangan lintas perbatasan ke Iran.
Gerombolan itu terlibat serangkaian bentrok dengan pasukan keamanan Iran beberapa tahun terakhir.
Kelompok pemberontak itu mempunyai hubungan erat dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang melancarkan pemberontakan maut di Turki tenggara sejak 1984.
Laporan pekan lalu menyatakan Pengawal Revolusi menewaskan sembilan pemberontak Kurdi, lima di antara mereka perempuan, dalam bentrok di propinsi Azarbaijan Barat di dekat perbatasan dengan Turki.
Suratkabar resmi kemudian melaporkan tiga anggota Pengawal Revolusi tewas sesudah luka dalam bakutembak dengan pemberontak di Iran baratlaut, tapi tidak jelas apakah merujuk pada kejadian sama. Iran mempunyai suku kecil Kurdi dalam jumlah besar di propinsi baratlautnya.
Negeri itu juga memunyai sedikit penduduk Baluch di tenggara dan orang Arab di propinsi Khuzestan di baratdaya. Pejabat Iran menuduh Inggris dan Amerika Serikat berada di balik kekerasan di wilayah tersebut.
Pengawal Revolusi Iran pada pekan lalu menewaskan sembilan pemberontak Kurdi, lima di antara mereka wanita, dalam bakutembak di propinsi Azarbaijan Barat di dekat perbatasan dengan Turki, kata laporan.
"Pengawal Revolusi terlibat bakutembak dengan kelompok 10 pemberontak dan sembilan dari mereka tewas," kata suratkabar "Jomhuri Eslami", yang menyebut pemberontak itu anggota sayap bersenjata kelompok pemberontak PJAK.
"Jomhuri Eslami" menyatakan tujuh dari sembilan pemberontak tewas itu adalah warga Turki dan hanya dua yang warga Iran.
"Ada lima wanita dan empat pria di antara mayat itu," tambah suratkabar tersebut, seperti diwartakan AFP. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008