Ini untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat khususnya di wilayah perbatasan negara.

Nunukan (ANTARA) - Lembaga penyiaran publik Televisi Republik Indonesia (TVRI) saat ini mengalami kendala dalam pelayanannya kepada masyarakat akibat banyaknya pemancar yang melemah, karena itu perlu pembenahan.

Hal itu dikatakan Dirut TVRI, Helmi Yahya usai peresmian digitalisasi penyiaran di perbatasan di GOR Dwikora Selisin Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Sabtu.

Pada kesempatan itu, Helmi Yahya mengharapkan adanya dukungan anggaran, infrastruktur dan sumber daya manusia dalam memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat khususnya di wilayah perbatasan negara.

Ia mengungkapkan, peningkatan pelayanan masih terhambat terutama dalam pengembangan sarana prasarana sehubungan belum rampungnya revisi UU Penyiaran yang masih digodok di DPR RI.

Baca juga: Warga apresiasi logo baru TVRI


Sementara TVRI, lanjut dia, bukan televisi komersial dan karena itu seluruh pembiayaannya mengandalkan suplai dari pemerintah dan dukungan dari DPR RI.

Ia mengatakan, jumlah pemancar yang melemah mencapai puluhan sehingga ke depannya diharapkan dapat diatasi setelah UU Penyiaran direvisi oleh DPR RI.

Salah satu peningkatan pelayanan bagi TVRI sebagai lembaga penyiaran publik adalah penerapan sistem digital yang dilakukan pemerintah saat ini melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Sistem digitalisasi ini diberlakukan dalam rangka menghapuskan sistem manual yang masih menggunakan teknologi zaman dulu, ujarnya.

Helmi Yahya menyatakan, menindaklanjuti penerapan digitalisasi penyiaran di perbatasan maka TVRI telah membenahi pemancarnya dengan mengganti sistem manual menjadi digital.

"Kami butuh dukungan anggaran, infrastruktur dan SDM dalam rangka peningkatan layanan kepada masyarakat. Sebab TVRI bukan penyiaran komersial," harap dia.


Baca juga: Tiga media milik negara berkumpul saat HUT TVRI di Riau

Pewarta: Rusman
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019