Jakarta (ANTARA News) - Indonesia menghemat dana sebesar 2 juta dolar AS per tahun setelah keluar dari keanggotaan kartel minyak dunia OPEC, sehingga dapat digunakan untuk menambah alokasi untuk pos-pos belanja lainnya. "Lagi pula bayar (iuran-red) nya mahal," kata Meneg PPN/Kepala Bappenas, Paskah Suzeta, usai membuka Lokakarya `National Development Planning; Response to Climate Change` di Gedung Bappenas Jakarta, Kamis Dikatakannya, status Indonesia sebagai "net oil importer" membuat Indonesia lebih baik berkonsentrasi pada peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, bukan pada pengaruh dalam menentukan harga minyak dunia. "Kita konsentrasi ke dalam saja," jelasnya. Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang menjadi anggota OPEC sejak 1962 karena saat itu produksi dan cadangan minyak yang cukup tinggi, sehingga dapat mempengaruhi harga minyak dunia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kapasitas produksi Indonesia mengalami penurunan signifikan, bahkan harus melakukan impor, terutama minyak produksi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008