Surabaya, (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Soetrisno Bachir membantah bahwa penayangan iklan "Hidup adalah Perbuatan" di sejumlah media untuk kepentingan kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres), namun untuk gerakan kemandirian bangsa. "Saya heran, kenapa kalau saya iklan hanya dikatakan untuk Pilpres. Indonesia saat ini terpuruk, kalau saya melakukan iklan, itu adalah gerakan kemandirian dan gerakan wirausaha," katanya di lokasi Rakernas PAN Hotel JW Mariott, Surabaya, Kamis. Kini ia ingin berkonsentrasi untuk membesarkan PAN. "Saya dipilih kongres PAN bukan untuk presiden, tetapi membesarkan partai. Kalau banyak pertanyaan karena saya melakukan kampanye popularitas, maka semua itu untuk PAN," katanya. Ketika ditanya tentang kesiapannya menjadi Capres, dia mengatakan, kalau wartawan bertanya kepada Anita Soetrisno Bachir (istri SB), maka istri Soetrisno itu selalu bilang Soetrisno Bachir tidak cocok menjadi Presiden. "Kalau anda tanya istri saya, dia bilang tidak cocok, karena gaya hidupnya beda. Bagaimana seorang SB yang informal, biasa pakai sandal terompah dan penampilannya tidak rapi menjadi seorang Presiden," katanya diplomatis. Namun demikian, lanjut dia, kalau bertanya kepada kader PAN maka pasti mereka ingin agar ketua umum-nya menjadi Presiden. "Keinginan itu wajar-wajar saja, tetapi tunggu tanggal mainnya, karena proses undang-undangnya belum selesai," katanya. Sekarang ada wacana kalau Pilpres harus bisa diajukan partai dengan syarat 30 persen suara. "Kalau tiga partai bergabung, PKB, PDIP dan Golkar, kan lebih dari separuh. Kalau PKB Muhaimin setuju 30 persen, maka saya akan berdoa semoga yang lolos PKB-nya Gus Dur. Capres itu kan kita cari sebanyak mungkin, tetapi kalau 30 persen akan muncul dua bahkan tunggal, ini anti demoktasi, jauh dari reformasi dan demokrasi," katanya. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008