Dublin (ANTARA News) - Delegasi dari 111 negara, Rabu, menyepakati persetujuan bersejarah guna melarang bom tandan, kata Kementerian Luar Negeri Irlandia, dalam kesepakatan yang kurang mendapat dukungan dari penimbun dan produsen utama senjata mematikan itu.
Setelah 10 hari perundingan yang melelahkan di Stadion Croke Park, Dublin, para diplomat menyepakati susunan kalimat persetujuan yang berjangkauan luas untuk melarang penggunaan, pembuatan, pengiriman dan penyimpanan bom tandan oleh penandatangannya.
Kesepakatan tersebut juga menyediakan kesejahteraan bagi korban dan pembersihan daerah yang tercemar oleh bom tandan yang tak meledak.
Persetujuan itu direncanakan secara resmi disahkan, dan ditandatangani di Oslo pada 2-3 Desember. Penandatangannya kemudian perlu mensahkannya.
"Ini adalah teks yang sangat ambisius dan keras yang, bagaimanapun, mampu memperoleh konsensus di kalangan semua delegasi," kata Menteri Luar Negeri Irlandia, Michael Martin, seperti dikutip AFP. "Ini adalah sumbangan sesungguhnya bagi hukum kemanusiaan internasional."
Namun, Amerika Serikat, Rusia, China, India, Israel dan Pakistan --semuanya penimbun dan produsen utama bom tandan-- tak hadir dalam pembicaraan di Dublin, sehingga tidak menjadi bagian dari kesepakatan itu.
Departemen Urusan Luar Negeri Irlandia menyatakan 111 negara perserta dan 18 negara pengamat menghadirinya.
Proses tersebut "telah ditandai oleh tekad sejati dari semua pihak untuk mencapai hasil konsensus yang ambisius.
Persetujuan itu mengharuskan pemusnahan senjata yang disimpan dalam waktu delapan tahun, kendati persetujuan tersebut membuka pintu bagi generasi mendatang senjata tandan yang lebih akurat dan tak menimbulkan bahaya besar bagi warga sipil.
Inggris disebut-sebut oleh pelopor persetujuan itu sebagai kelompok negara garis depan yang berusaha mengurangi sikap ambisius kesepakatan tersebut.
Namun dalam tindakan yang dramatis, Rabu, Perdana Menteri Gordon Brown mengumumkan di London bahwa Inggris akan menarik semua bom tandannya dari operasi dalam upaya "menembus kebuntuan" dalam pembicaraan Dublin.
Brown belakangan mengatakan dalam suatu pernyataan bahwa ia "senang" dengan kesepakatan dalam persetujuan itu, dan mengatakan itu membuat "dunia jadi tempat yang lebih aman".
Rancangan persetujuan yang disepakati di Dublin berbunyi:
"Masing-masing negara dalam kondisi apa pun takkan pernah;
"(a) Menggunakan senjata tandan";
"(b) Mengembangkan, membuat, jika tidak memiliki, menyimpan, mempertahankan atau menyerahkan kepada siapa saja, langsung atau tidak langsung, senjata tandan";
"(c) Membantu, mendorong atau menyebabkan siapa saja terlibat dalam kegiatan yang dilarang bagi satu pihak negara berdasarkan konvensi ini".
Kebanyakan pertengkaran di Croke Park berpusat pada apa yang dapat dan tak dapat dilakukan penandatangan dalam operasi gabungan dengan negara yang masih menggunakan bom tandan. (*)
Copyright © ANTARA 2008